Gonjang-ganjing di tubuh Partai Demokrat bisa membuat Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, rugi banyak. Karena ia akan dianggap sebagai tokoh 'begal politik' setelah terlibat langsng dalam gerakan sepihak yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara pekan lalu.
- Hanya 130 dari 1.255 Bacaleg Sumsel yang Memenuhi Syarat
- KPK Tetapkan 21 Orang Tersangka Korupsi Dana Hibah Pokmas Jatim
- Anggaran Kurang, KPU Khawatir Tahapan Pemilu 2024 Tak Optimal
Baca Juga
"Rugi banyak. Rugi nama besar, harga diri, juga kehormatan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/3). Namun, lantaran Moeldoko sudah kadung terlibat terlalu jauh dalam urusan KLB yang disebut abal-abal tersebut, maka dia akan tetap berusaha untuk menjaga harga dirinya dengan cara melanjutkan perjuangan KLB tersebut. "Walaupun KLB-nya abal-abal, dia akan tetap berusaha dapatkan SK Kemenkumham. Agar tak kehilangan harga diri," lanjut Ujang Komarudin. Ditambahkan Ujang, keterlibatan Moeldoko dalam urusan KLB yang disebut abal-abal itu tidak lepas dari peran sejumlah eks kader Demokrat, seperti Jhoni Allen Marbun, Marzuki Alie, atau Max Sopacua. Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, para eks kader Demokrat itu bisa saja 'menggocek' mantan Panglima TNI itu dalam urusan KLB sepihak tersebut.
"Di politik itu saling mengerjai dan mengolah itu biasa. Mungkin Moeldoko waktu KLB yang kena olah dan tipu-tipu oleh timnya (Jhoni Allen Marbun dkk)," tutupnya.
- Mendagri Nilai Usulan Anggaran Pemilu 2024 Rp 86 Triliun Terlalu Tinggi
- Ngaku Dapat mandat Zulhas, Desy Ratnasari Siap Maju Pilkada Jabar
- Pengacara SYL Harus Ungkap Siapa Sosok Petinggi 2 Parpol yang Terlibat Kasus Kementan