PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) III Palembang meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam di tengah kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Selatan.
- KAI Beri Potongan Harga Tiket Hingga 50 Persen untuk Lima Kategori Penumpang, Ini Ketentuannya
- Pusdalopka KAI Jadi Garda Terdepan Atasi Gangguan Operasional Kereta Api
- KAI Divre III Palembang Catat 33 Perlintasan Liar, Giat Intensifkan Penutupan
Baca Juga
Cuaca yang ditandai dengan panas terik dan hujan lebat ini diperkirakan berlangsung hingga akhir bulan. Sebagai langkah antisipasi, PT KAI telah memetakan 31 titik rawan longsor dan amblas di sepanjang jalur kereta api di wilayah tersebut.
Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti, menjelaskan bahwa saat ini operasional kereta api masih berjalan normal untuk rute Kertapati-Lubuklinggau dan Kertapati-Tanjung Karang.
Meski begitu, pihaknya terus memantau dan mengantisipasi potensi bencana alam yang dapat mengganggu jalur kereta api, termasuk banjir, pergerakan tanah, serta longsor.
"Potensi bencana di daerah rawan tidak hanya berupa banjir, tetapi juga pergerakan dan kontur tanah yang dapat menyebabkan longsor maupun amblas di sepanjang jalur kereta api di wilayah Divre III Palembang," ujar Aida dalam keterangan persnya.
Dari hasil pemetaan, jalur-jalur rawan longsor dan amblas di antaranya berada di petak jalur Prabumulih Baru – Penimur, Niru – Blimbing, Pendopo – Gunung Megang, hingga Banjarsari – Sukacinta di wilayah Lahat.
Pihak KAI telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif, termasuk menanam rumput akar wangi (vetiver) di titik-titik rawan amblas dengan luas total 10.858 m² dari Kertapati hingga Lubuklinggau.
"Kami juga menyiapkan AMUS (Alat Material untuk Siaga) di berbagai titik, seperti Kertapati, Simpang, Payakabung, dan beberapa lokasi lainnya untuk mendukung penanganan cepat jika terjadi gangguan pada jalur kereta," tambah Aida.
Selain itu, PT KAI Divre III juga melakukan pemeriksaan rutin terhadap rel, termasuk pengecekan manual dengan berjalan kaki oleh petugas yang memantau dari dan menuju setiap stasiun.
Peralatan mekanik seperti excavator dan Tamping Machine (alat bantu perawatan jalan rel) juga disiagakan untuk mempercepat proses penanganan apabila terjadi gangguan akibat kondisi cuaca.
Pemasangan dinding penahan longsor dan amblas di daerah-daerah yang rentan juga dilakukan sebagai bentuk mitigasi. "Dampak longsor atau amblas yang mengenai rel bisa mengganggu operasional kereta api. Kami berupaya semaksimal mungkin meminimalkan risiko ini agar perjalanan kereta tetap aman dan lancar," tutup Aida.
- Pemprov Sumsel Siapkan BKBK, Muratara Usulkan Sejumlah Proyek Prioritas
- Teror Ular Kobra di Desa Celikah OKI, Dua Warga Tewas Dipatuk
- KAI Beri Potongan Harga Tiket Hingga 50 Persen untuk Lima Kategori Penumpang, Ini Ketentuannya