Joko Widodo alias Jokowi dinilai sebagai faktor penyebab ketegangan kader PDIP dengan kader Partai Gerindra, hingga kedua partai itu sulit bersatu dalam sebuah koalisi.
- Jika Haji Isam Masuk PPP, Jokowi Berpotensi Jadi Caketum
- Jokowi Penuhi Panggilan Bareskrim Terkait Dugaan Ijazah Palsu, Dicecar 22 Pertanyaan
- Amien Rais Peringatkan Jokowi: Pemalsuan Ijazah Bisa Dipidana Enam Tahun Penjara
Baca Juga
"Kritik PDIP terhadap Jokowi dan Gibran selalu direspon kader Gerindra. Akibatnya, kader PDIP dan Gerindra terkesan berantem," kata analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (31/3).
Padahal, kata Jamiluddin, di antara elite politik dua partai politik itu sesungguhnya tidak ada persoalan prinsip.
"Bahkan hubungan Megawati dan Puan Maharani dengan Prabowo selama ini cukup baik. Bahkan di antara mereka tak pernah terlihat saling melontarkan kritik secara langsung," katanya.
Menurutnya, "ketegangan" yang terjadi sesungguhnya karena langkah Jokowi dan trahnya yang dinilai telah melukai PDIP, hingga menjadi penghalang terjadinya koalisi dengan Gerindra.
"Jadi, saling kritik antara kader PDIP dan kader Gerindra lebih didominasi beda kepentingan dalam melihat Jokowi dan Gibran. Itu yang jadi ganjalan utama bagi kedua partai untuk berkoalisi," tutupnya.
- Siap-siap, Ada Parpol Cemburu PDIP Masuk Kabinet Prabowo
- Forum Purnawirawan TNI Ajukan Pemakzulan Gibran, Ketua MPR Belum Kantongi Surat Resmi
- Sasar Generasi Muda, PDIP Sumsel Rekrut Seribu Kader Baru di Hari Lahir Pancasila