Jelang Nataru, Harga Telur dan Daging Ayam di Muara Enim Alami Kenaikan

Sekretaris dinas Ketahanan Pangan, Feriyanto saat inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisonal/ist
Sekretaris dinas Ketahanan Pangan, Feriyanto saat inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisonal/ist

Kebutuhan konsumen pasar terhadap telur dan daging ayam meningkat jelang natal dan tahun baru (Nataru), bersamaan dengan itu harga daging ayam di pasar inpres Muara Enim mengalami kenaikan.


Sekretaris dinas Ketahanan Pangan, Feriyanto saat inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan mengatakan,  dari hasil pantauandi tiga pasar Pasar Tanjung Enim, Muara Enim dan Gelumbang terkait ketersedian pangan dan harga masih dalam keadaan normal.

Untuk stok kebutuhan sembako dan pangan menjelang Nataru, kata dia, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kalau pun ada kenaikan masih dalam tahap wajar, karena menjelang Nataru ada beberapa yang memang memanfaatkan momen tersebut.

"Yang terpenting dan dapat dipastikan saat ini, meskipun beberapa mengalami kenaikan, ketersedian sembako cukup sampai tahun baru nanti," ujarnya di sela-sela kegiatan Sidak di pasar inpres Muara Enim, Rabu (21/12).

Dikatakan Feriyanto, telur mengalami kenaikan yang cukup signifikan, menyentuh harga Rp27 ribu per kilogramnya, untuk daging ayam sendiri ada kenaikan namun masih skala wajar, untuk Muara Enim dan Gelumbang.

"Kenaikan telur ini menurut pengakuan pedagang, karena faktor cuaca dan BBM, karena ongkos angkut telur dari distributor kepada pedagang," katanya.

Salah satu pedagang ayam potong di pasar inpres Muara Enim, Rosmi (45) mengatakan, kebutuhan konsumen meningkat, harga daging ayam berangsur naik, namun kenaikan tersebut diakuinya secara bertahap.

Sejak tanggal 17 Desember lalu, kata dia, daging ayam terus mengalami kenaikan, terakhir dari harga Rp33 ribu per kilo, menjadi Rp35 ribu perkilo.

"Kenaikan dirasakan bertahap, kadang Rp1 ribu kadang Rp2 ribu, tidak ada kendala terhadap pasokan daging, hanya saja seiring naiknya harga tentu ada pihak yang diberatkan," katanya.

Sebulan terakhir Rosmi mengaku, mampu menjual sekitar 150 kg daging ayam, untuk para pelanggan tetap, ditambah pembeli lainnya tentu bertambah "pokoknya yang pasti sehari itu habis 150 kg, pasokan daging didapat dari daerah Pagar Alam dan Lubuk Linggau, ada juga yang dari daerah lainnya," pungkasnya.

Pedagang ayam lainnya, Ida (37) membenarkan kenaikan harga daging ayam, menurut Ida kenaikan harga daging ayam seharusnya sudah Rp38 ribu per kilogramnya, namun kesepakatan pedagang menjual harga Rp35 ribu.

"Menjelang tahun baru ini, pasti mengalami kenaikan harga lagi, harapannya jangan dinaikkan lagi, karena pedagang pun tidak menginginkannya," pungkas Ida.