Jalur Pendakian Gunung Kerinci Ditutup, Udara di Puncak Masih Bercampur Belerang

Gunung Kerinci/net
Gunung Kerinci/net

Jalur pendakian ke Gunung Kerinci masih ditutup menyusul semburan abu vulkanik yang terjadi di puncak gunung tertinggi di Sumatera beberapa waktu lalu, tepatnya 6 Desember 2022.


Dengan ditutupnya jalur pendakian, wisatawan yang mempunyai niat menjajal Gunung Kerinci saat malam pergantian tahun baru sepertinya harus mengurungkan niatnya.

Keputusan ini hasil hasil koordinasi antara Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) BBTNKS, PVMBG dan BPBD Jambi.

"Banyak desakan dari pengusaha kuliner dan ekowisata agar jalur pendakian Gunung Kerinci dibuka. Kita tidak bisa, kita hanya punya wilayah. Penetapan dibuka jalur pendakian bukan kewenangan kita," kata Dudung, Petugas Pos Pemantau R 10.

Menurut dia, banyak pertimbangan yang menyebabkan ditutupnya Gunung Kerinci. Salah satunya faktor kesehatan. 

Dudung mengatakan pihaknya sudah melakukan pendakian ke Gunung Kerinci pada ketinggian 3.300 sampai puncak dengan mengenakan masker. Namun masker tembus abu. 

Kata dia, oksigen belum layak di Gunung Kerinci karena tercampur belerang. Terutama pada shelter tiga hingga puncak.

"Penurunan suhu kelembaban air turun banyak sisa debu. Selama dua bulan shelter tiga sampai puncak tidak diguyur hujan. Hal ini dibuktikan banyaknya abu dan dedaunan gosong," sebutnya.

Menurut Dudung, erupsi Gunung Kerinci tahun 2022 merupakan erupsi cukup lama yang memakan waktu sampai satu bulan. 

Bahkan pihaknya tidak bisa memastikan pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci hingga tahun baru nanti.

"Jika pun nanti ada rekomendasi pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci, kita akan menerapkan tiga opsi. Pertama membatasi jumlah pendaki. Kemudian, para pendaki wajib ada pendamping serta memperketat jalur pendakian, untuk menghindari membludaknya jumlah pendaki," tandasnya.