Ini Kunci Permainan Argentina dan Brasil untuk Angkat Trofi Copa America 2021  

Kapten Argentina Lionel Messi dan rekan setim merayakan kemenangan atas Kolombia pada semifinal Copa America di Stadion Nasional di Brasilia, Brasil. (AP Photo/rmolsumsel.id)
Kapten Argentina Lionel Messi dan rekan setim merayakan kemenangan atas Kolombia pada semifinal Copa America di Stadion Nasional di Brasilia, Brasil. (AP Photo/rmolsumsel.id)

Argentina dan Brasil akan saling “bunuh” di partai puncak Copa America 2021 yang digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (11/7) mulai pukul 07.00 WIB.


Sulit memprediksi siapa yang akan mengangkat trofi kali ini. Karena memang materi kedua tim ini merata dan punya kualitas setara.

Argentina yang dipimpin Lionel Messi tampak yakin akan mengakhiri puasa gelar selama 28 tahun. Sementara skuad Brasil di kejuaraan kali ini lebih baik dari dua tahun lalu ketika mengangkat trofi Copa America tanpa Neymar dan tribun yang dipadati suporter.

Brasil mengincar gelar jawara Amerika Selatan ke-10 dan Argentina mengincar gelar ke-15, yang akan menempatkannya sejajar dengan pemegang rekor juara Copa America terbanyak yakni Uruguay.

Meski kekuatan kedua tim untuk memenangi gelar bisa dibilang fifty-fifty, namun ada beberapa alasan yang kalau dimaksimalkan bisa membuat timnya menang.

ARGENTINA

Lionel Messi: kapten tim Tango memainkan turnamen terbaiknya bersama Argentina sejak debutnya pada 2005. Dia telah mencetak empat gol dan lima assist sejauh ini. Di luar kemampuan bermainnya, pemain berusia 34 tahun itu terlihat nyaman sebagai pemimpin di lapangan, terlihat sangat kontras dengan Messi yang pemalu di turnamen-turnamen sebelumnya.

Emiliano Martinez: dia adalah penjaga gawang pertama yang menghentikan tiga penalti dalam adu penalti dalam sejarah Argentina. Melawan Kolombia, dia berbicara sampah kepada lawan-lawannya sebelum melakukan eksekusi tembakan, yang tampaknya berhasil mengintimidasi lawan. Dia terlihat aman di posisinya, memiliki gerak kaki yang baik dan memblok umpan silang dengan presisi.

Lionel Scaloni: pelatih muda yang mengambil alih posisi Jorge Sampaoli usai tim kalah dari Prancis di babak 16 besar Piala Dunia 2018. Sekarang dia bertanggung jawab untuk pembaruan pemain tim seperti bek Cristian Romero, pemain sayap Nicolás González dan penjaga gawang Martínez.

Lautaro Martinez: striker yang hampir kehilangan posisinya tergeser pemain senior Sergio Agüero setelah awal yang lambat di turnamen. Tetapi pemain Inter Milan itu membuktikan kapasitasnya dengan mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir. Kecepatan yang dimilikinya cukup bisa diandalkan untuk merepotkan lawan dan membuka celah untuk Messi.

Perlindungan untuk Messi: Rodrigo de Paul dan Giovani Lo Celso bukanlah gelandang paling kreatif di dunia. Namun mereka masih merupakan pengumpan level tinggi yang akan mengorbankan pertahanan agar Messi bisa bersinar di sepertiga akhir lapangan lawan. Leandro Paredes dan Guido Rodriguez juga mengambil tanggung jawab itu di tengah, tidak peduli siapa yang bermain di ujung tombak.

Pemain Brasil Neymar dan rekan setim merayakan kemenangan atas Peru pada semifinal Copa America di Stadion Nilton Santos di Rio de Janeiro, Brasil. (AP Photo/rmolsumsel.id)

BRASIL

Kekuatan: Brasil memenangkan lima pertandingan dan bermain imbang melawan Ekuador ketika menurunkan tim dengan enam pemain pengganti. Sejauh ini, Selecao telah mencetak gol di setiap pertandingan dan hanya kebobolan dua gol di babak penyisihan grup. Brasil biasanya bermain lebih baik di babak kedua, ketika sebagian besar lawannya kelelahan. Pemain pengganti telah berhasil menjaga intensitas tim tetap tinggi saat mereka bergabung.

Neymar: dribel, operan, dan tembakannya menambah kemantapan Brasil. Neymar mencetak dua gol dan tiga assist dalam lima pertandingan. Pertukarannya dengan gelandang Lucas Paquetá membuat Brasil lebih cair di lini depan. Seperti yang ditunjukkan Neymar saat melawan Peru di semifinal, dia masih bisa melakukan trik-trik yang menghasilkan gol.

Tite: pelatih Brasil menggunakan turnamen ini untuk menguji alternatif bermain demi mengincar trofi Piala Dunia di Qatar. Akibatnya, timnya kurang bergantung pada Neymar dan beradaptasi dengan baik dengan situasi yang berbeda. Dengan menggunakan Gabriel Jesus sebagai pemain sayap, ia menciptakan peluang bagi pemain baru untuk melangkah sebagai target man, termasuk Roberto Firmino dan Gabriel Barbosa. Tite juga menemukan Paquetá sebagai pemain box-to-box yang menjanjikan.

Pertahanan: bek Thiago Silva masih dalam performa terbaiknya, Marquinhos memiliki kecepatan layaknya striker dan Eder Militão telah terbukti menjadi starter potensial bagi Brasil dalam jangka panjang.