Ini Isi Kegelisahan Pemain Profesional Indonesia Lewat Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Presiden APPI, Firman Utina. (ist/rmolsumsel.id)
Presiden APPI, Firman Utina. (ist/rmolsumsel.id)

Menindaklanjuti pertemuan dengan seluruh pesepakbola profesional perwakilan dari setiap klub yang bermain di Liga 1 pada tanggal 23 Juli 2021 lalu, akhirnya Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) melayangkan Surat Terbuka kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).


Presiden APPI, Firman Utina menyampaikan, Surat Terbuka yang disampaikan Kamis (29/7) ini dibuat dan ditandatangani oleh perwakilan dari seluruh pemain, yang menyatakan aspirasi dan keinginan mereka sebagai bagian dari warga negara Indonesia kepada Bapak Presiden, agar dapat segera membukakan jalan untuk kompetisi sepakbola untuk dapat segera berjalan kembali.

Berikut isi Surat Terbuka yang dilayangkan APPI kepada Presiden RI Jokowi.

Bapak Presiden yang kami hormati, izinkan kami para pesepakbola professional Indonesia menyampaikan kegelisahan kami selama 16 bulan ini, dikarenakan tidak adanya kompetisi sepakbola. Sebuah penghidupan bagi kami karena bermain sepakbola bukan hanya sekadar hobi yang dibayar, namun merupakan sebuah profesi yang memberikan kehidupan.

Bapak Presiden yang kami hormati, sepakbola di negara ini merupakan olahraga dengan fanatisme yang tinggi, hiburan bagi masyarakat, dan kadang kala menjadi pemersatu bangsa, saat sebagian dari kami sedang menggunakan lambang garuda di dada.

Bapak Presiden yang kami hormati, mungkin Bapak mendengar dan melihat tagar #KamiSiapMain dan #PesepakbolaBersatu di media sosial beberapa hari kemarin, tagar tersebut inisiasi kami, sebagai bentuk suara kami yang memang apa adanya. Dulu tagar #PesepakbolaBersatu kami buat di tahun 2012 sebagia Gerakan solidaritas akan permasalahan tunggakan gaji yang dialami hamper seluruh pesepakbola Indonesia. Kini tagar tersebut kami gunakan kembali sebagai Gerakan bersama untuk menyatakan kami pesepakbola Indonesia siap untuk bermain sepakbola lagi.

Bapak Presiden yang kami hormati, profesi pesepakbola dianggap sebagai profesi dengan penghasilan besar, penuh kemewahan dan ketenaran. Karena anggapan itulah kami dianggap kalangan mampu yang jauh dari bantuan-bantuan yang pemerintah berikan. Namun Bapak Presiden yang kami hormati, apa artinya jika 16 bukan ini tidak ada penghasilan, terlebih teman-teman kami yang berada di Liga-2, pemotongan gaji dengan besaran fantastis, pemutusan kontrak sepihak, serta belum ada klub yang mau mengontrak kami karena status kompetisi yang masih belum jelas.

Bapak Presiden, profesi pesepakbola adalah profesi yang cukup berbeda Degnan profesi lainnya, kami tidak memiliki jangka waktu karir yang Panjang, banyak dari kami yang hanya memiliki Panjang karis 10 tahun, syukur ada yang bisa sampai 15 tahun, maka ketiadaan 2 tahun kompetisi sangat memprihatinkan kami.

Bapak Presiden yang kami hormati, sesungguhnya adanya kompetisi selain memberikan kehidupan bagi kami, juga memberikan hiburan bagi masyarakat. Apalagi, selain dengan imbauan pemerintah untuk tetap di rumah bagi masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak keluar rumah.

Bapak Presiden yang kami hormati, kini mayoritas dari kami sudah divaksin, kami juga akan taat dengan protokol Kesehatan. Jika memang protokol Kesehatan yang ada belum dianggap cukup untuk dijalankan, kami siap untuk diarahkan dengan protokol Kesehatan sebagaimana mestinya, jika perlu ditempatkan satgas saat kompetisi berlangsung untuk menjaga protokol Kesehatan agar berjalan dengan benar. Kami juga siap untuk diajak terlibat dalam penyusunan ataupun diskusi dalam pembuatan aturan Kesehatan.

Bapak Presiden yang kami hormati, kami memang sangat ingin kompetisi bisa berjalan kembali. Namun tetap dengan mengutamakan keselamatan, sehingga kami siap untuk menyukseskan agenda kampanye pemerintah untuk penyelesaian pandemic. Karena dengan kapasitas jejaring persona yang kami miliki, dapat dimanfaatkan untuk mendorong program pemerintah ke seluruh pelosok tanah air.

Bapak Presiden yang kami rindukan aksinya menendang kick off pembukaan liga, kami juga menitipkan suara tidak hanya dari ribuan rekan-rekan seprofesi kami, baik yang berada di Liga-1 maupun Liga-2, namun juga para tim pelatih kami, official tim kami, serta para wasit yang juga memiliki penghidupan dari kompetisi.

Demikian Surat Terbuka kami untuk Bapak Presiden. Semoga Bapak Presiden berkenan membaca serta mendengarkan aspirasi kami. Terima kasih Bapak Presiden.

Dari kami, Pesepakbola Indonesia.