Indo Barometer Rilis Hasil Survei, LPP RRI Mengklarifikasi

Buntut hasil survei yang dirilis Indo Barometer baru-baru ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbangdiklat) LPP Radio Republik Indonesia (RRI) bikin klarifikasi.


Pihak RRI memberi penjelasan mengapa dirilisnya hasil survei yang dilakukan Indo Barometer, sebuah lembaga penelitian dengan CEO saat ini Muhammad Qodari.

"Menyikapi hasil survei Indo Barometer tentang Pengangguran dan Kemiskinan, maka perlu disampaikan bahwa Puslitbangdiklat LPP RRI tidak pernah merilis dan memberitakan hasil survei tersebut," tutur pihak Puslitbangdiklat LPP RRI, Adi Pramono, seperti tertera dalam keterang tertulis yang diterima dan dilansir JPNN.Com, Rabu (27/5/2020).

Seturut Adi, mekanisme rilis dan pemberitaan hasil survei selama ini harus mendapat persetujuan Direksi LPP RRI.

Nah, kegiatan survei terkait Pengangguran dan Kemiskinan secara keseluruhan dilakukan oleh Indo Barometer. Survei yang digelar pada periode 12-18 Mei 2020 itu dilakukan oleh tim Indo Barometer.

Puslibangdiklat memang pernah melakukan survei bersama Indo Barometer sebanyak empat kali selama tahun ini.

Dari survei tersebut, dua dirilis yaitu pada Februari dan Maret.

"Untuk hasil survei April tidak dirilis dengan alasan materi atau konten tidak sesuai dengan editorial policy," bunyi pernyataan Adi Pramono.

Sementara hasil survei Mei, dirilis sendiri oleh Indo Barometer.

"Dalam konteks ini, CEO Indo Barometer M. Qodari telah menegaskan bahwa rilis dan publikasi tersebut merupakan inisiatif pihak Indo Barometer," pungkas Adi.

Dalam keterangan dari pihak Puslitbangdiklat itu terlampir klarifikasi dari M Qodari, juga berupa video.

"Semua proses pengolahan, research, pengumpulan data, kemudian pengolahan hasil serta pembuatan laporan, itu dikerjakan oleh Indo Barometer. Untuk selanjutnya dipakai untuk bahan pemberitaan," kata Qodari.

"Seperti biasa, kalau Indo Barometer melakukan research atau survei, materinya dirilis ke masyarakat, untuk menjadi perhatian konsumsi publik dan decision maker," imbuhnya.[ida]