Imbas Pendapatan dan Harga Angkutan Turun, Raksasa Pelayaran Dunia Maersk PHK Puluhan Ribu Pekerja 

Ilustrasi Maersk. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi Maersk. (ist/rmolsumsel.id)

Perusahaan pelayaran raksasa Maersk, yang berbasis di Denmark dan dikenal sebagai salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia, telah memutuskan untuk melakukan pemotongan besar-besaran dalam kerjanya sebagai respons terhadap lesunya permintaan dan harga angkutan barang yang rendah.


Kabar terbaru mencatat bahwa Maersk telah memotong 6.500 karyawan, dan rencananya akan memberhentikan 3.500 pekerja lagi dalam tahun ini. Dengan pemotongan ini, jumlah total pekerja yang akan kehilangan pekerjaan akan mencapai 10.000 orang dalam delapan minggu ke depan.

Keputusan ini muncul setelah Maersk melaporkan penurunan pendapatan hampir setengahnya pada kuartal ketiga, turun menjadi 12 miliar dolar (sekitar Rp 187 triliun), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Industri kami menghadapi kondisi normal baru dengan permintaan yang lemah, harga yang kembali sejalan dengan tingkat historis, dan tekanan inflasi pada basis biaya kami," kata Kepala Eksekutif Maersk, Vincent Clerc, dalam pernyataan resminya. 

Saat ini, sektor pelayaran mengalami penurunan harga lebih dari 50 persen. Menurut Drewry Shipping, perusahaan berbasis di London, biaya pengiriman gabungan untuk kontainer berukuran 40 kaki di delapan rute global utama turun menjadi hanya Rp 21 juta pada pekan lalu, atau penurunan sebesar 54 persen dibandingkan tahun lalu.

Maersk juga mengungkapkan perkiraan laba tahunan hanya akan berada di kisaran terendah antara 9,5 miliar dolar (sekitar Rp 148 triliun) hingga 11 miliar dolar (sekitar Rp 171 triliun).