IDM Duga Ada Sobotase Pihak Ketiga dalam Tragedi Kanjuruhan

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia/Net
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menyebabkan 131 orang meninggal dunia/Net

Tragedi meninggalnya ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, usai gelaran pertandingan Arema melawan Persebaya, diduga karena faktor kesengajaan oleh pihak ketiga.


Dugaan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Fahmi Hafel kepada wartawan, Jumat (7/10).

Dia berpendapat, seluruh pihak yang terlibat dalam laga pertandingan liga tidak ada yang menginginkan adanya tragedi Kanjuruhan.

"Tidak ada pihak manapun yang menginginkan terjadinya tragedi Kanjuruhan, baik itu PSSI, Polisi, TNI, pihak penyelenggara pertandingan sepak bola di Kanjuruhan, juga para Aremania (supporter Arema)," ujar Fahmi.

Mengenai faktor sebab tragedi Kanjuruhan terjadi, Fahmi meminta publik untuk mempercayakannya kepada semua pihak yang berkepentingan dalam melakukan tugasnya masing-masing untuk mengungkap.

Namun karena melihat sejumlah faktor, dia menduga ada pihak-pihak yang sengaja membuat kejadian ini terjadi.

"Apakah memang tragedi Kanjuruhan itu akibat sebuah sabotase dari pihak ketiga yang sengaja masuk dalam stadion Kanjuruhan dan menciptakan keributan," tutur Fahmi.

"Yang mana sejalan dengan keadaan situasi nasional saat ini dimana harga BBM naik, kurs rupiah melemah yang tujuannya agar menciptakan tragedi Kanjuruhan yang bisa menarik perhatian internasional," sambungnya.

Jika dalam proses pengusutan nanti ditemukan adanya sabotase, Fahmi meyakini tujuan dari pihak ketiga yang bermain adalah untuk menyerang pemerintahan Jokowi.

"Agar di mata internasional sistim keamanan nasional dianggap sangat lemah, apalagi jelang penyelenggaraan G20 yang akan dihadiri oleh pimpinan pimpinan negara G20," ucapnya.

Namun sejauh ini, dirinya melihat tragedi Kanjuruhan bisa terjadi akibat penanganan keamanan yang di luar standar dilakukan oleh pihak keamanan yang bertugas.

"Namun demikian Indonesia Development Monitoring (IDM) menegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan lebih pada sabotase pihak ketiga dengan agenda menciptakan kekacauan," katanya.

"Karena itu, IDM menekankan pada TNI, Polri dan BIN serta BSSN agar memberikan pengamanan superketat dalam pertemuan G20 nanti, karena jangan sampai ada aksi-aksi yang menganggu keamanan di saat G20," demikian Fahmi menutup.