Harusnya Juru Bicara Guankan Diksi yang Baik

Pernyataan cukup kontrovesial dilontarkan Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Pernyataannya soal 'Si Kaya dan Si Miskin' menuai kritikan masyarakat.


Pakar Komunikasi, Heri Budianto berpendapat, sebagai jurubicara pemerintah yang tampil di depan publik, seharusnya Achmad Yurianto menggunakan diksi yang pas dan baik.

“Mestinya jurubicara mengetahui heterogenitas masyarakat yang tidak semua bisa mencerna maksud dan makna kalimat yang disampaikan. Itulah pentingnya, paham tentang opini publik,” kata Heri dalam keteranganya, Senin (30/3).

Dosen Universitas Mercu Buana ini menyayangkan, di tengah kondisi di masyarakat yang merasa cemas, kesulitan ekonomi, dan rasa takut harusnya diberikan narasi-narasi yang menyejukkan dan membangun optimistis.

“Jika dengan alasan, bahwa ini adalah imbauan kepada masyarakat, agar 'stay at home' jangan beraktivitas di luar, maka perlu tahu kondisi masyarakat secara menyeluruh. Baik sosial, budayam dan ekonomi,” ujar Direktur Eksekutif PolcoMM Institute ini.

Untuk itu, Heri menyarankan, ke depan jurubicara harus menggunakan diksi yang baik dan membangun motivasi masyarakat. Bukan terkesan diskriminatif dan memarahi masyarakat.

Lalu, penting untuk tampil di depan media tenang dan tidak tegang (senyum). Sebab sebagian besar media TV live dan bisa dibaca oleh publik. Wabah ini sangat menegangkan jika tampilan tegang yang ditampilkan.

"Kemudian, jubir hanya menyampaikan perkembangan terkini Covid-19 saja. Jika ingin menyampaikan imbauan harus per poin dan tertulis, dibaca saja. Jangan mengembangkan kalimat sendiri, karena akan berpotensi salah lagi,” pungkas Heri.