Beberapa hari terakhir, harga telur ayam yang ayam di pasaran mengalami kenaikan, hingga membuat Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali galau.
- Harga Telur Melambung Tinggi, Pedagang di Lubuk Linggau Mulai Sepi Pembeli
- Mensos Bantah Lonjakan Harga Telur Disebabkan Penyaluran Bansos
- Program PKH Jadi Biang Kerok Kenaikan Harga Telur di Sumsel, Begini Penjelasannya
Baca Juga
Karena saat ini kondisi ekonomi yang belum stabil, dan berbanding terbalik dengan harga komoditas yang selalu dicari warga melonjak tinggi.
Dari pantauan harga telur ayam di Pasar Inpres Talang Ubi, Kabupaten PALI, naik dari Rp 24 ribu per kg, kini menjadi Rp30 ribu per kg.
Seperti yang diungkapkan Nurlela (56) IRT asal kecamatan Talang Ubi yang keseharian merupakan penjual kue jajanan pasar, mengeluhkan naiknya harga telur yang kini mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
Ia yang setiap harinya menghabiskan telur ayam 1-2 kg untuk membuat kue, merasa sangat kesulitan untuk memutar uang belanja.
"Bahkan untung penjualan terpaksa berkurang, karena kalau mau naikkan harga jual kue, takutnya pelanggan malah kabur tidak mau beli kue lagi," ujarnya, Jumat (19/8/2022).
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten PALI, Teguh Eko Sutrisno, saat di hubungi Kantor Berita RMOLSumsel.id, mengatakan untuk mengantisipasi naiknya sejumlah harga komoditas di pasar, Pemkab PALI akan menggelar pasar murah.
"Terkait kenaikan harga sembako kami sudah menyiapkan program pasar murah sesegera mungkin," katanya.
Untuk kenaikan harga telur, lanjutnya, pihaknya menduga karena permintaan pasar yang meningkat akibat ramainya kegiatan satu pekan terakhir.
"Telur merupakan salah satu bahan baku banyak makanan olahan, mulai dari kue kering, kue basah atau makanan berat. Sedangkan momen banyaknya perayaan pekan ini membuat tingginya permintaan akan telur sebagai bahan baku makanan olahan. Sedangkan stok kita di beberapa suplier tidak bertambah. Namun kenaikkan ini tidak akan menyebabkan inflasi, karena penyebabnya tidak permanen hanya di faktor hilir saja," tambahnya.
Pihaknya juga selalu memantau perkembangan harga di pasar setempat. "Terbaru saat hari kami meninjau di pasar, dan menemukan harga telur yang berada di Kisaran Rp 29 ribu sampai dengan Rp 30 ribu. Tentu harga pasar akan selalu kami pantau," tutupnya.
- Komitmen Firdaus Hasbullah: Perusahaan Tambang di PALI Harus Bertanggung Jawab atas Lingkungan dan Masyarakat
- Lirik Potensi Ekonomi Produk Lokal, Dekranasda PALI Gelar Pelatihan Merajut
- Peningkatan Jalan Tanah Abang Jaya di PALI Menuai Kritik