Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (Sumsel) menginformasikan Kota Palembang pada bulan September 2021 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Inflasi Tahunan Kalender (Kumulatif) sampai bulan September 2021 sebesar 0,78 persen. Sementara inflasi Tahunan, Year on Year 1,84 persen.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Ekonom: Jika Ahok jadi Dirut Pertamina, Bakal Berdampak Ekonomi Politik Indonesia Merugi
- Luhut: Ekonomi Indonesia Stabil saat Covid-19 karena Peran Kades
Baca Juga
Berdasarkan data yang dirangkum, inflasi kali ini terjadi didominasi oleh kenaikan harga ayam ras, beras dan juga harga sewa rumah yang relatif meningkat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Hari Widodo, menyampaikan saat ini pengendalian inflasi daerah di Palembang masih terbilang baik, meskipun di bulan sebelumnya sempat mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
“Saat ini kita masih dalam rentang angka inflasi yang terkendali, meskipun bila dilihat dari target 3 persen plus minus 1 persen angka ini masih cukup rendah,” terangnya usai mengikuti rapat strategi unggulan pengendalian inflasi kota Palembang, Selasa (5/10).
Diakuinya bahwa saat ini dinas terkait bersama dengan pemkot dan juga BI, tengah mengupayakan agar nantinya Palembang akan mencapai rentang target tersebut dengan terus menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga serta kelancaran distribusi.
“Untuk bisa mencapai target 3 persen plus minus 1 persen, ada beberapa hal yang perlu dicermati yakni pasokan yang tersedia, kelancaran distribusi serta harga yang terjangkau. Hal penting lainnya ada pada komunikasi yang dilakukan pimpinan daerah kepada masyarakat soal inflasi ini, sebab sejak pandemi aktivitas ekonomi masyarakat mengalami penurunan,” paparnya
Laporan lain yang juga disampaikan Hari, yakni terkait pertumbuhan ekonomi yang mulai bergeliat sejak penurunan level PPKM di Palembang. Berdasarkan data yang disampaikannya, pada triwulan dua tahun 2021, tren ekonomi Palembang membaik di angka 5,71 persen dan terlihat kembali melambat pada triwulan tiga, namun pada triwulan akhir akan kembali stabil.
“Angka ini melebihi prediksi yang diamati BI sebelumnya. Artinya, lewat penurunan PPKM kemarin tentu berdampak terhadap perbaikan ekonomi,” tutupnya.
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Ekonom: Jika Ahok jadi Dirut Pertamina, Bakal Berdampak Ekonomi Politik Indonesia Merugi
- Luhut: Ekonomi Indonesia Stabil saat Covid-19 karena Peran Kades