Gubernur Tunggu Penyelidikan Ambrolnya Seluncuran Waterpark Kenpark, Manajemen Konfirmasi ke Pihak Konstruksi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Ery Cahyadi memeriksa kondisi seluncuran di Waterpark Kenpark Surabaya, Minggu (8/5). (Ist/rmolsumsel.id)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Ery Cahyadi memeriksa kondisi seluncuran di Waterpark Kenpark Surabaya, Minggu (8/5). (Ist/rmolsumsel.id)

Seluncuran di Waterpark Kenjeran Park (Kenpark) mendadak ambrol, Sabtu (7/5). Belasan pengunjung yang sedang menggunakan fasilitas di tempat itu terluka akibat terjatuh dari ketinggian.


Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pihaknya  menunggu hasil asesmen atau penyelidikan dari kepolisian terkait insiden ambrolnya seluncuran Waterpark Kenpark Surabaya itu.

“Manajemen Waterpark Kenpark juga menunggu hasil konfirmasi dari pihak yang melakukan konstruksi,” kata Khofifah setelah memeriksa kondisi Waterpark Kenpark Surabaya, bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (8/5).

Khofifah mengatakan, berdasarkan penjelasan dari pihak manajemen Kenpark, ada bagian seluncuran air di waterpark atau kolam renang yang patah. Namun, fasilitas di waterpark tersebut sudah dilakukan kalibrasi 2 tahun sebelumnya.

“Tahun kemarin terkonfirmasi juga sudah dikalibrasi. Sekarang sedang dikonfirmasi pada tim yang merekonstruksi waterpark di sini dari Whitewater Kanada. Jadi kami masih menunggu,” ujarnya.

Khofifah menyampaikan, turut merasakan kesedihan yang dialami para korban maupun orang tua. Selain itu, Khofifah terus berkoordinasi dengan Wali Kota Eri Cahyadi mengenai perawatan maupun trauma healing kepada para korban.

“Pada dasarnya di tiap rumah sakit ada keberseiringan antara keduanya. Sedangkan yang sudah kembali ke rumah, pak Wali Kota Eri Cahyadi bilang akan dikirim tim trauma healing,” tutur Khofifah.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memastikan seluruh biaya perawatan korban di rumah sakit sampai dengan sembuh total akan ditanggung oleh pihak manajemen. Selain biaya perawatan, manajemen juga memberikan santunan kepada keluarga korban.

“Ada belasan orang yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan yang sudah pulang ke rumah ada sekitar lima orang, yakni empat dari RSUD Soewandhie dan satu orang dari RSUD Soetomo. Itu yang akan kami dampingi (trauma healing),” terang Eri.