Gawat, Ratusan Hotspot Mulai Bermunculan di Sumsel

Ilustrasi kebakaran hutan di Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi kebakaran hutan di Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)

Sekitar 700 titik panas atau hotspot mulai terdeteksi di wilayah Sumsel. Hotspot tersebut sudah muncul sejak awal tahun. 


Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, pada Januari, hotspot yang terdeteksi sebanyak 54 titik, Februari 43 titik, Maret 91 titik, April 227 titik dan paling banyak muncul pada Mei sebanyak 262 titik. 

"Sementara di awal Juni ini baru sekitar 23 titik," kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori. 

Titik panas yang terdeteksi langsung dikroscek ke lapangan. Petugas menemukan, sebagian besar titik pans tersebut memang berasal dari proses pembakaran lahan. 

 "Semua titik panas yang terdeteksi langsung kami teruskan ke satgas di daerah, sehingga langsung dicek dan dilakukan pemadaman," katanya. 

Diketahui daerah rawan karhutla di Sumsel yakni wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muara Enim. "Dengan semakin meningkatnya titik panas saat ini, kami sudah siaga. Apalagi musim kemarau sudah terjadi," katanya.

Selain menyiapkan tim, kata Ansori, pihaknya juga telah meluncurkan helikopter water bombing untuk segera memadamkan api di lokasi kebakaran lahan.

Sementara itu, Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah Sumsel, Darna Dahlan mengatakan, pihaknya akan mengaktifkan kembali sumur bor, penimbunan kanal dan sekat kanal, sebagai upaya mencegah terjadinya kebakaran lahan. 

Secara keseluruhan, lanjut Darna, ada sebanyak 2.100 sumur bor dan sekitar 1.000 sekat kanal di wilayah Sumsel. 

"Jumlah ini diharapkan dapat membantu lahan gambut Sumsel tetap basah,” kata mantan Kepala Dinas PU Bina Marga Sumsel ini.