Ganjar Pranowo Harus Tarik Suara Kontra Jokowi untuk Menang di Pilpres 2024

Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD/Ist
Capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD/Ist

Calon Presiden nomor urut 2, Ganjar Pranowo, diingatkan untuk memfokuskan upayanya dalam menarik suara pemilih yang tidak setuju dengan kebijakan Presiden Joko Widodo jika ingin memenangkan Pilpres 2024. Peringatan ini muncul seiring retaknya hubungan antara Jokowi dengan PDIP, setelah Jokowi tidak menghadiri perayaan HUT ke-51 PDIP pada Rabu kemarin di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.


Arifki Chaniago, seorang analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, menekankan pentingnya Ganjar memaksimalkan narasi untuk menarik elektorat yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi. Dia menyarankan agar Ganjar membagi isu menjadi dua bagian dengan Anies Baswedan.

"Jika formasinya dibagi dua, beda cerita jika ini menjadi ranah pertarungan 'positioning', Anies perubahan dan Prabowo keberlanjutan," ujar Arifki kepada wartawan.

Meskipun PDIP masih berada dalam tiga besar di Pileg 2024, Arifki menilai hubungan yang tidak harmonis antara PDIP dan Jokowi bisa merugikan Ganjar. Dia menyoroti bahwa Ganjar perlu melakukan upaya lebih keras agar meraih suara lebih banyak dari PDIP di Pilpres.

“Tantangan untuk Ganjar suaranya di pilpres harus lebih banyak dari suara PDIP. Jika, suara Ganjar sama dengan suara PDIP, artinya PDIP dan Ganjar salah strategi karena telah menjauh dari Jokowi," ungkap Arifki.

Menurut Arifki, ini bisa menjadi momentum bagi PDIP untuk membuktikan bahwa kemenangan di berbagai pemilu tidak tergantung pada elite dan presiden. Pemilu 2024 dianggap sebagai perbandingan hasil Pileg PDIP dengan Pileg 2014 dan 2019, saat bersama dan berjauhan dengan Jokowi.

“PDIP ingin melepaskan ketergantungannya pada Jokowi dan ingin memperlihatkan ke publik bahwa tanpa Jokowi, suara partai tetap melimpah," tutup Arifki.