Gagal Kembali ke Senayan, ESP Coba Peruntungan di Pilgub Sumsel

Eddy Santana Putra (ES). (net)
Eddy Santana Putra (ES). (net)

Setelah dipastikan tidak akan kembali duduk sebagai anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 dari Gerindra, Eddy Santana Putra (ESP) mencoba peruntungan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) 2024.


Hal ini terlihat saat ESP yang diwakili Tim kuasanya Zainul Bahri Haz mengambil formulir pendaftaran balon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumsel, Rabu (17/4).

PDIP sendiri tak asing bagi ESP, karena mantan Walikota Palembang dua periode itu, pernah menjabat ketua DPD PDIP Sumsel sebelum berlabuh ke Gerindra untuk ke Senayan "DPR RI".

Zainul sendiri menerangkan jika ESP tidak bisa datang langsung karena kesibukan beliau yang akan kembali ke Jakarta, sehingga diwakilkan ke dirinya dan tim lainnya.

"ESP tidak bisa hadir, niat beliau (maju Pilgub) dan bagian sejarah bersama PDI Perjuang di Sumsel. Beliau mengambil formulir balongub Sumsel dan formulir sudah kami terima. Insyaallah akan kami serahkan tidak terlalu lama, " kata Zainul.

Dijelaskan Zainul, alasan ambil formulir itu paling tidak dikatakannya PDIP bagian sejarah rumah ESP, dan nama besar ESP selama ini tidak terlepas dari bagian PDIP, oleh karena itu ia menganggap ESP masih bagian dari kader PDIP.

"Itu yang menjadi motivasi beliau, membangkitkan semangat, karena tujuan beliau bukan semata- mata untuk kepentingan pribadi beliau maju pilgub, tetapi kemaslahatan umat yang dirasakan betul terjadi saat ini kemunduran pada bidang pembangunan, itu jadi tanggung jawab beliau. Seperti saat jabat wako Palembang selalu dapat Adipura tapi setelah tidak dipimpin ESP itu lepas, " katanya.

Ditambahkan Zainul, ia membantah jika ESP tidak pede (percaya diri) akan diusung Gerindra yang merupakan partainya saat ini, sehingga melamar ke PDIP. Namun, hal ini karena menyangkut sosok kepala daerah, sehingga semua Partai akan dirangkul.

"Sebagaimana warga negara yang ikut merasa bertanggung jawab, dari kader ataupun tidak dari manapun tidak masalah, tinggal partai yang merasa wellcome silahkan, karena ini menyangkut sosok kepala daerah tidak menjadi ekosistem sebagai kader. Beliau sekarang memang anggota DPR dari fraksi Gerindra, tapi kalau ada peluang, semua partai pun yang akan ikut pendaftaran tidak masalah diikuti, termasuk Gerindra itu wajib, " katanya.

Mengenai pendamping ESP kedepan, Zainul menilai hal itu masih dinamis dan pastinya ada kajian komprehensif.

"Bicara pendamping dinamis, karena bicara kepala daerah itu tidak terlepas dari figur wakilnya termasuk kader partai lainnya, perlu kajian komprehensif untuk pendamping, " katanya.

Sementara Tim Penjaringan Balon Gubernur dan Wagub PDIP Sumsel Haghmar Bandamana menyatakan, sejak dibuka 16 April hingga 20 Mei mendatang, sudah ada tiga nama yang mengambil formulir pendaftaran Balongub dari PDIP Sumsel. Yaitu Mantan Gubernur Sumsel Herman Deru, Istri mantan Bupati Ogan Ilir (OI) Ilyas Panji Alam yaitu Meli Mustika yang gagal ke senayan dan Mantan Walikota dan eks Ketua DPD PDIP Sumsel Eddy Santana Putra yang gagal kembali ke Senayan dari partai Gerindra.

"Hingga saat ini sudah ada tiga orang yang mengambil formulir dari eksternal 2 dan internal satu (Meli), dan kepastian pendaftaran untuk keseriusan saat mereka mengembalikan formulir, " kata Hagmar.

Dilanjutkannya, jika dalam proses Penjaringan Balongub dan wagub Sumsel ini, partainya tidak memungut biaya, dan balon harus mengikuti tahapan yang ada.

"Ada tahapannya yang harus dijalankan, termasuk pada saatnya dilakukan survei, dan DPP yang akan menentukan siapa yang layak, dan pastinya terpenting yang diusung untuk kepentingan Sumatera Selatan bukan kepentingan calon, " katanya.