Pandemik virus corona berdampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan menjadi penyebab meningkatnya pengangguran.
- Jawab Peramal Ekonomi Suram, Masyita: Percuma Jadi Tukang Nujum
- Rambah Pasar Global. UMKM Binaan bank bjb Ekspor Produk ke Australia, Kanada, dan Eropa
- Sektor Pangan Halal dan Modest Fashion Berpeluang Besar Genjot Pemulihan Ekonomi
Baca Juga
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai ekonomi Indonesia saat ini tumbuh sangat rendah. Ia memberi gambaran, jika pertumbuhan ekonomi di angka 2,5 persen maka peningkatan pengangguran bisa mencapai 3-4 juta.
"Kalau misalkan ekonomi tumbuh 2,5 persen saja, ya peluang peningkatan penganggurannya bisa antara 3-4 juta, dan sekarang datanya sudah mencapai tambahan jutaan juga, ini juga belum rilis triwulan I. Ini gambaran betapa tingkat keparahannya nanti akan cukup besar," papar Eko video conference.
Namun, meningkatnya angka pengangguran akibat wabah virus corona tidak serta merta membuat masyarakat merespon baik peluncuran Kartu Prakerja.
"Bukannya tidak dibutuhkan tapi momentumnya enggak pas sama sekali. Ketika isunya adalah Kartu Prakerja ada komponen bansos di dalamnya, artinya bisa jadi solusi jangka pendek buat mereka untuk bertahan hidup," kata Eko, seraya mengutip analisis big data Datalyst Center Indef yang mencatat Kartu Prakerja mendapatkan respons negatif.
Menurutnya, di dalam Kartu Prakerja isinya ada kelas online dan konflik kepentingan. Sulit untuk masyarakat untuk meniru atau menerima ilmu yang ada dalam menu pelatihan Kartu Prakerja di saat pandemi Covid-19.
"Realokasi anggaran juga biasa terjadi di sektor lain kemudian kenapa di Kartu Pra Kerja seolah-olah eksekusinya harus bentuk-bentuk semacam ini, harus ada kursusnya, dan lain-lain.”pungkasnya.
- Dugaan Kartel Minyak Goreng Mengerucut ke 8 Produsen
- Pecahan 7 Uang Kertas Baru Diluncurkan, Ini Kelebihannya
- Banjir Peminat, PLN Perpanjang Pendaftaran PJA 2024 Sampai 14 November