Pandemik virus corona berdampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan menjadi penyebab meningkatnya pengangguran.
- Lahan Digunakan Bangun Tol Indralaya-Muara Enim, PTPN I Regional 7 Terima Uang Ganti Rugi Rp64 Miliar
- BPKP Beberkan Permasalahan yang Menghantui BUMD di Sumsel
- PLN Raih Sertifikasi EDGE, Bukti Nyata Kesetaraan Gender di Sektor Energi
Baca Juga
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai ekonomi Indonesia saat ini tumbuh sangat rendah. Ia memberi gambaran, jika pertumbuhan ekonomi di angka 2,5 persen maka peningkatan pengangguran bisa mencapai 3-4 juta.
"Kalau misalkan ekonomi tumbuh 2,5 persen saja, ya peluang peningkatan penganggurannya bisa antara 3-4 juta, dan sekarang datanya sudah mencapai tambahan jutaan juga, ini juga belum rilis triwulan I. Ini gambaran betapa tingkat keparahannya nanti akan cukup besar," papar Eko video conference.
Namun, meningkatnya angka pengangguran akibat wabah virus corona tidak serta merta membuat masyarakat merespon baik peluncuran Kartu Prakerja.
"Bukannya tidak dibutuhkan tapi momentumnya enggak pas sama sekali. Ketika isunya adalah Kartu Prakerja ada komponen bansos di dalamnya, artinya bisa jadi solusi jangka pendek buat mereka untuk bertahan hidup," kata Eko, seraya mengutip analisis big data Datalyst Center Indef yang mencatat Kartu Prakerja mendapatkan respons negatif.
Menurutnya, di dalam Kartu Prakerja isinya ada kelas online dan konflik kepentingan. Sulit untuk masyarakat untuk meniru atau menerima ilmu yang ada dalam menu pelatihan Kartu Prakerja di saat pandemi Covid-19.
"Realokasi anggaran juga biasa terjadi di sektor lain kemudian kenapa di Kartu Pra Kerja seolah-olah eksekusinya harus bentuk-bentuk semacam ini, harus ada kursusnya, dan lain-lain.”pungkasnya.
- Bank Sumsel Babel Salurkan Kredit ke Ribuan Warga OKU Selatan
- Kilang Pertamina Plaju Pastikan Produksi BBM dan LPG Tetap Normal Selama Nataru
- Pasokan Melimpah, Harga Cabai di Empat Lawang Turun