Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2024. Hal ini dikarenakan ekspektasi yang lebih lemah untuk China.
- Persiapan Migrasi Rekening BSI Sudah 100 Persen, Nasabah di Sumsel Terima SMS Blast
- bank bjb Raih Indonesia Best BUMD Awards 2022
- bank bjb Raih Penghargaan Top 100 Most Valuable Brands
Baca Juga
Penurunan prospek permintaan ini akhirnya menjadi dilema bagi kartel minyak global yang berencana meningkatkan produksi mulai Oktober mendatang.
OPEC dalam laporan bulanannya mengatakan permintaan minyak dunia akan naik sebesar 2,11 juta barel per hari pada 2024, turun dari pertumbuhan 2,25 juta barel per hari yang diharapkan bulan lalu.
Ini adalah pemangkasan pertama dalam perkiraan OPEC untuk 2024 sejak dilakukan pada bulan Juli 2023. Pemangkasan ini muncul setelah ada tanda-tanda bahwa China kemungkinan menurunkan permintaannya karena merosotnya ekonomi China di mana konsumsi solar dan sektor properti menurun.
"Revisi kecil ini mencerminkan data aktual yang diterima untuk kuartal pertama 2024 dan dalam beberapa kasus untuk kuartal kedua, serta melemahnya ekspektasi untuk pertumbuhan permintaan minyak China pada 2024," kata OPEC, dikutip dari The Business Times Selasa (13/8).
Pengurangan tersebut masih menempatkan OPEC di posisi teratas estimasi industri. Harga minyak stabil setelah laporan tersebut dirilis, diperdagangkan di atas 80 Dolar AS per barel.
OPEC+, gabungan negara-negara OPEC ditambah Rusia, telah menerapkan serangkaian pemangkasan produksi sejak akhir 2022 untuk mendukung harga pasar, yang sebagian besar akan berlaku hingga akhir 2025.
- Di Forum APEC, Jokowi Bicara Soal Hak Hidup dan Nasib Warga Gaza
- OPEC Peringatkan Bahaya Penurunan Investasi Minyak Dunia
- Sudah Saatnya Indonesia Ambil Kendali Dunia atas Komoditas Nikel