Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) untuk mendukung Capres-Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
- Ahok Kaget Data Kejagung Lebih Komplit soal BBM Oplosan
- Usai Ahok, Nicke Widyawati Juga Diperiksa KPK
- Peluang Rematch Ahok Versus Anies Masih “Digodok” PDIP
Baca Juga
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam, mundurnya Ahok tidak berdampak serius terhadap elektoral Ganjar-Mahfud.
"Mundurnya Ahok dari Komisaris Utama Pertamina tidak akan menghadirkan efek elektoral yang signifikan bagi Ganjar-Mahfud, tapi akan menghadirkan dukungan moral politik, sebagai bentuk perlawanan terbuka pada pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini," kata Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, Minggu (4/2).
Terlebih lagi, kata Khoirul Umam, Ahok memiliki sejarah hubungan yang sangat dekat dengan Jokowi saat memimpin DKI Jakarta.
Artinya, Ahok tidak sepakat dengan pilihan Jokowi dan sebagai pembelajaran moral politik bagi masyarakat.
"Sehingga mundurnya Ahok dari posisi Komut Pertamina ini, memberikan "pesan keberpihakan" sekaligus sentimen loyalitas Ahok secara clear pada arah perjuangan PDIP dan juga Ganjar-Mahfud, dengan meninggalkan tugas yang diberikan oleh Jokowi," tutupnya.
- Ahok Kaget Data Kejagung Lebih Komplit soal BBM Oplosan
- Usai Ahok, Nicke Widyawati Juga Diperiksa KPK
- Peluang Rematch Ahok Versus Anies Masih “Digodok” PDIP