Serangan Israel terhadap posisi Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa Bangsa di Lebanon (UNIFIL) yang melukai dua tentara Indonesia, diyakini sebagai tindakan yang disengaja.
- Israel Bombardir Pinggiran Beirut, Bunuh 40 Orang
- Ini Alasan 116 WNI Lebanon Menolak Dievakuasi
- 65 WNI Berhasil Dievakuasi dari Lebanon dalam Lima Gelombang
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan juru bicara pasukan penjaga perdamaian, Andrea Tenenti, dalam sebuah wawancara dengan media Rusia RT pada Jumat 11 Oktober 2024.
"Setidaknya tiga serangan dikonfirmasi telah dilancarkan oleh Israel," kata Tenenti, seraya menambahkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menargetkan sistem komunikasi misi, kamera, dan menara pengawas yang terletak di dalam markas besarnya di Lebanon selatan.
Serangan tank Merkava militer Israel yang menembaki menara pengawas di kota perbatasan Naqoura, mengakibatkan pasukan penjaga perdamaian Indonesia terluka.
Serangan ini terjadi pada Kamis ketika pasukan Zionis Israel mengintensifkan agresinya di Lebanon dengan dalih memerangi kelompok Hizbullah. Agresi yang dimulai sejak bulan lalu itu telah menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Peristiwa ini memicu kemarahan internasional. Indonesia dan negara-negara lain, termasuk Rusia, Italia, Prancis, Spanyol, Irlandia, Turki, dan Kanada, mengutuk tindakan IDF. Washington juga mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan laporan tentang insiden tersebut.
Ketika ditanya oleh RT, apakah UNIFIL menganggap serangan terhadap UNIFIL sebagai sesuatu yang tidak disengaja atau disengaja, Tenenti mengatakan bahwa misi tersebut cukup yakin bahwa serangan tersebut disengaja.
"Kemarin, tiga serangan dianggap sebagai serangan yang disengaja," ujarnya, menyebut perkembangan tersebut "sangat memprihatinkan."
Menurut Tenenti, militer Israel meminta pasukan penjaga perdamaian untuk meninggalkan beberapa posisi mereka di Lebanon selatan sebelum serangan tersebut.
"Kami memutuskan untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk berkibar di wilayah tersebut, tempat kami telah diberi mandat oleh Dewan Keamanan PBB," ujarnya.
Juru bicara UNIFIL juga mengatakan bahwa ada satu serangan lagi terhadap posisi misi pada Jumat.
"UNIFIL masih belum dapat menyatakan siapa yang bertanggung jawab karena kami masih menyelidikinya," katanya.
Ia menambahkan, serangan tersebut mengakibatkan dua pasukan penjaga perdamaian lainnya terluka, salah satunya mengalami luka serius.
Israel mengonfirmasi bahwa pasukannya melepaskan tembakan di dekat pangkalan UNIFIL setelah memerintahkan agar pasukan PBB di daerah tersebut untuk pergi atau berlindung.
IDF mengklaim bahwa pejuang Hizbullah telah beroperasi di wilayah tersebut dari dalam dan dekat wilayah sipil serta posisi UNIFIL.
- Makin Brutal, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 100 Orang
- Israel Bombardir Pinggiran Beirut, Bunuh 40 Orang
- Iran Ancam Beri Balasan Setimpal ke Israel