Dua Raksasa Telekomunikasi AS Tolak Penundaan Peluncuran Nirkabel 5G

Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Dua perusahaan besar telekomunikasi di AS menolak penundaan peluncuran nirkabel generasi 5G yang dijadwalkan Minggu ini. Hal ini diketahui dari surat bersama yang disampaikan oleh perusahaan telekomunikasi Verizon dan AT&T.


CEO Verizon Communications, Hans Vestberg dan CEO AT&T, John Stankey mengatakan semula pihaknya telah bersedia untuk menunda peluncuran dan membatasi layanan di sekitar landasan pacu bandara tertentu selama enam bulan. Namun, dia tidak menyetujui jika peluncuran ini kembali ditunda karena dapat mengganggu elektronik yang diandalkan oleh pilot. 

"Penundaan lebih lanjut yang diminta oleh pemerintah akan merugikan pelanggan," tulis eksekutif dikutip dari APNews.com, Senin (3/1)

Menurutnya, penundaan ini menjadi pengelakan yang belum pernah terjadi dan tidak beralasa dari proses hukum dan pemeriksaan serta keseimbangan yang dibuat dengna hati-hati dalam struktur demokrasi. Menurutnya juga ini sebagai pelepasan yang tidak bertanggung jawab dari kontrol operasi yang diperlukan untuk menyebarkan jaringan komunikasi kelas dunia dan kompetitif secara global. yang sama pentingnya dengan vitalitas ekonomi negara, keselamatan publik, dan kepentingan nasional seperti halnya industri penerbangan.

"Nirkabel 5G ini memberikan kecepatan lebih cepat ketika perangkat seluler terhubung ke jaringan mereka dan memungkinkan pengguna terhubung untuk banyak perangkat ke internet tanpa terhambat," tutupnya. 

Untuk diketahui, penundaan peluncuran nirkabel 5G ini dilakukan lancaran dapat membahayakan penerbangan. Airlines for amerika yang merupakan sebuah kelompok perdagangan untuk penumpang besar dan operator Kargo AS dalam pengajuan darurat bahwa FCC telah gagal mempertimbangkan secara memadai kerugian yang dapat dilakukan layanan 5G terhadap industri. Kelompok tersebut menginginkan lebih banyak waktu untuk FCC dan FAA, yang mengatur maskapai penerbangan, untuk menyelesaikan masalah seputar keselamatan penerbangan. Itu terkait dengan jenis layanan 5G yang bergantung pada potongan spektrum radio yang disebut C-Band, yang dibeli oleh operator nirkabel miliaran dolar tahun lalu.

Berpihak sebagian dengan maskapai penerbangan, mengusulkan penundaan dalam mengaktifkan layanan 5G C-band di dekat sejumlah "bandara prioritas" yang belum ditentukan sementara FAA mempelajari potensi gangguan pada operasi pesawat.