Di Hadapan JK, Airlangga Hartarto: Penanganan Ekonomi Indonesia Berada dalam Jalur yang Tepat

 Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di acara silaturahmi nasional Jenggala Center/RMOL
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di acara silaturahmi nasional Jenggala Center/RMOL

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto hingga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) hadir di acara silaturahmi nasional Jenggala Center yang diselenggarakan di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat malam (16/9).


Pantauan Kantor Berita Politik RMOL, Airlangga yang juga merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekenomian ini hadir terlebih dahulu yang disusul kehadiran oleh JK bersama dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agung Gumiwang Kartasasmita.

Dalam kesempatan ini, Airlangga menyampaikan capaian kinerja pemerintah di sektor perekonomian. Dia mengatakan, pada saat menghadapi pandemi Covid-19, pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada Maret, dan dilanjutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan ekonomi sampai minus 5,3.

"Namun Alhamdulillah kita tidak menerapkan kebijakan lockdown, kegiatan ekonomi terus dijaga, sehingga 3 kuartal terakhir pertumbuhan kita positif terus di atas 5 persen," ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan, berbagai negara mengalami perlambatan ekonomi. Seperti Amerika, Jerman, Prancis, Singapura yang pertumbuhannya di bawah Indonesia.

Selain itu kata Airlangga, inflasi akibat pangan dan energi, Amerika mulai turun ke 8,3 persen, Eropa 9 persen, Inggris 10 persen, Jerman 7,9 persen, dan Indonesia pada Juli 2020 masih 4,69 persen.

"Indonesia, tidak meneruskan kenaikan harga energi. Jadi artinya, pemerintah mengeluarkan anggaran untuk meredam daripada kenaikan harga energi. Sedangkan negara lain, kalau Turki bahkan inflasinya sudah 80 persen," terangnya.

"Indonesia mendapatkan surplus neraca perdagangan dan kita selalu surplus ke 2,4 persen, dan kemudian neraca kita surplus, dan juga neraca perdagangan kita 28 bulan berturut-turut juga surplus," imbuhnya.

Hal tersebut kata Airlangga, menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan perekonomian maupun ekonomi berada dalam jalur yang tepat.

Kemudian dari segi investasi, juga mengalami peningkatan. Di mana, realisasi investasi di kuartal kedua mencapai Rp 302 triliun. Dan ditargetkan pada tahun ini minimal mencapai Rp 900 triliun.

"Kemudian kalau kita lihat dari prospek lain, indeks keyakinan konsumen kita selalu positif, nilai tukar kita yang melemah hanya terhadap USD, terhadap Singapura, terhadap Euro dan yang seluruhnya positif," jelasnya.

Selanjutnya terkait tingkat kemiskinan dan pengangguran mulai turun. Lalu, soal kenaikan harga BBM. Pada 2005 lalu kata Airlangga, merupakan kenaikan harga BBM tertinggi yang pernah dilakukan.

"Kemudian di tahun-tahun lain relatif kenaikannya lebih rendah. Dan kali ini kenaikannya juga 30 persen. Pemerintah belajar dari sejarah, kita memberikan bantuan untuk masyarakat menjaga daya beli, yaitu BLT kepada 20,65 juta KPM. Besarnya Rp 600 ribu selama 4 bulan," katanya lagi.

"Karena berdasarkan pengalaman, juga inflasi dalam 3 bulan sudah turun. Jadi pada saat naik saja kita berikan. Kemudian bantuan subsidi upah itu 16 juta pekerja kita berikan juga sebesar Rp 600 ribu kita beri satu kali saja," pungkas Airlangga.