Desak Pembangunan Fasilitas Olahraga Rakyat, Dede Yusuf: Jangan Hanya Stadion Besar

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf. (Net/rmolsumsel.id)
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf. (Net/rmolsumsel.id)

Pemerintah daerah seakan bangga jika memiliki stadion yang besar dan megah. Namun fasilitas olahraga rakyat seakan terlupakan.


Seiring pembahasan Rancangan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (RUU SKN), fasilitas olahraga bagi rakyat perlu dibangun. Membangun fasilitas olahraga bukan hanya membangun stadion besar yang megah, namun rakyat kecil pun perlu diberi fasilitas olahraga.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menyampaikan, saat ini RUU SKN sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas. Infrastruktur olahraga banyak dibangun Pemda berupa stadion, tapi kemudian banyak pula stadion yang mangkrak, tak terpakai. Komisi X pun mendesak agar fasilitas olahraga rakyat dibangun, karena manfaatnya sangat dirasakan masyarakat luas.

Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan, sarana olahraga rakyat yang dimaksud seperti jogging track, sepeda statis, dan lain sebagainya yang dibangun di taman-taman kota.

Melalui RUU SKN, kata Dede, DPR RI berharap dibuat aturan rinci untuk mendorong masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang bugar.

“Karena banyak negara di dunia melakukan hal-hal tersebut. Kita saja yang nggak ada,” katanya.

Komisi X DPR, lanjut Dede, mendesak agar ada alokasi 2 persen anggaran untuk pembangunan infrastruktur olahraga, baik dari APBN maupun APBD. Isu ini masih terus dibicarakan dalam pembahasan RUU SKN.

“Hal ini mengingat anggaran di setiap dinas olahraga daerah sangat kecil,” tuturnya.

Bahkan, lanjut Dede, anggaran Kemenpora pun paling kecil. Hal inilah yang kemudian disebut klaster C, karena anggarannya bisa dipotong kapan saja. Dijelaskan Dede, RUU SKN akan mengatur ruang lingkup olahraga masyarakat atau kebugaran masyarakat yang disebut dengan community fitness. Hal ini untuk menghindari dampak buruk kesehatan masyarakat di masa depan.

“Kita mendorong agar masyarakat kita menjadi masyarakat bugar, di mana saat pandemi angka penyebaran terbanyak terjadi pada kelompok komorbid. Komorbid terjadi salah satunya pola hidup kurang bagus, kurang bugar, kurang bergerak. Jadi, olahraga masyarakat cukup penting,” ujarnya.