Memasuki musim kemarau, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Sumsel. Hal ini guna mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
- Musim Kemarau, Curah Hujan di Sumsel Meningkat Akibat TMC
- Antisipasi Karhutla, Modifikasi Cuaca di Sumsel Bakal Berlangsung 15 Hari
- Luasan Kebakaran di Sumsel Alami Peningkatan, TMC Mulai Digelar
Baca Juga
Koordinator Lapangan TMC Wilayah Sumsel Jambi, Tukiyat mengatakan TMC ini rencananya akan dilakukan hingga 15 hari kedepan. Dimana, dia melihat adanya peluang kumulonimbus yang membawa potensi hujan di beberapa wilayah.
"TMC ini dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel dan Jambi," katanya, Senin (23/5).
Dia menjelaskan, TMC ini diawali dengan melakukan monitoring cuaca melalui radar untuk mengamati potensi awan hujan. Jika terdapat awan kumulonimbus di ketinggian 13 ribu kaki, maka dilanjutkan dengan penerbangan pesawat cassa yang membawa garam sebanyak 800 kilogram.
Garam ini sebagai bahan semai, yang nanti akan dituangkan ke dalam awan dengan harapan awan kumulonimbus ini membesar dan bergabung dengan awan lain. Kemudian berlanjut kondensasi hingga menghasilkan hujan. Dia mengaku TMC ini mampu menambah intensitas hujan berkisar 15 persen hingga 35 persen dari normal. Hal ini berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan sejak 10 tahun terakhir.
"Kami harap dengan adanya hujan maka dapat membasahi rawa gambut sehingga dapat meminimalisir terjadinya karhutla khususnya di kawasan rawan seperti Kabupaten OKI, Ogan Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin," pungkasnya.
- Makan Ikan Tongkol dari Program MBG, 64 Siswa di PALI Alami Gejala Keracunan
- Pemprov Sumsel Siapkan BKBK, Muratara Usulkan Sejumlah Proyek Prioritas
- Teror Ular Kobra di Desa Celikah OKI, Dua Warga Tewas Dipatuk