Butuh Transaparansi dan Solusi Pasti Menagani Pencegahan Karhutbunlah di Sumsel

Kegiatan FGD Roundtable Discussion Lingkungan Hidup KAWALI Sumsel dengan Tema “Membangun Sinergi antar Stakeholder di Sumatera Selatan/ist
Kegiatan FGD Roundtable Discussion Lingkungan Hidup KAWALI Sumsel dengan Tema “Membangun Sinergi antar Stakeholder di Sumatera Selatan/ist

Koalisi Kawal Lingkungan Hidup Indonesia (Kawali) Sumsel menyambut baik rencana Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni untuk mebentuk Satuan Tugas (Satgas) Mitigasi Bencana Karhutbunlah.


Hal itu diungkapkan Ketua Kawali Sumsel Candra Anugerah usai menggelar FGD Roundtable Discussion Lingkungan Hidup KAWALI Sumsel dengan Tema “Membangun Sinergi antar Stakeholder di Sumatera Selatan untuk Pengendalian Karhutbunla Kedepan” Ballroom Hotel Swarna Dwipa, Jum'at (8/11).

"Tentunya kami menyambut baik rencana Pj Gubernur Sumsel terkait pemebentukan Satgas Mitigasi Bencana Karhutbunlah. Harapan kami jika ini benar terealisasi, Satgas yang dibentuk agar dapat bekerja maksimal mencegah kebakaran tidak terulang seperti sebelumnya," ujar Candra dihubungi RMOLSumsel.

Lebih lanjut dia mengatakan, Satgas tersebut lebih menitikberatkan dalam hal pencegahan Karhutbunlah yang terjadi di Sumsel. Namun hal itu perlu dirumuskan langkah strategis yang terukur agar kejadian karhutla tidak terulang di masa mendatang.

"Nah inilah yang kita harapkan agar tercipta rumusan yang tepat dalam dibentuknya Satgas Mitigasi Bencana Karhutbulah itu. Pastinya Pemprov Sumsel tidak bisa bekerja sendiri, harus ada sinergi semua pihak mau bergotong royong," jelasnya.

Disamping itu, Kawali juga menyoroti kinerja Pemprov Sumsel sebelumnya dalam pencegahan karhutbunlah yang dinilai tidak berjalan maksimal. Terutama dalam implementasi penggunaan anggaran pencegahan karhutbunlah yang tidak terserap optimal.

"Bahkan Pj Gubernur tadi juga tidak menjelaskan terperinci dana pencegahan karhutla. Makanya kedepan kami tidak ingin hal ini terulang, karena dana pencegahan itu ada dan nilainya relatif besar namun sangat disayangkan tidak mampu mengatasi karhutlah seperti yang terjadi sebelumnya,"jelasnya.

Kawali Sumsel juga berharap capaian kinerja dalam pencegahan karhutlah di masa sebelumnya menjadi bahan evaluasi semua pihak agar hal kejadian tersebut tidak terulang di masa mendatang.

"Kami menilai pencegahan karhutlah sebelumnya itu zero atau nol. Karena implementasi terkait pencegahan itu tidak berdampak, karena karhutla masih terjadi dan kami berharap kejadian serupa tidak terulang dan menjadi evaluasi untuk kedepan yang lebih baik," pungkasnya.

Sementara itu, Pemerhati Sosial Bagindo Togar mengatakan pemerintah harus bisa mennciptakan konsep yang jelas dalam pencegahan karhutla. "Kalau kinerjanya seperti kemarin tentu saya pesimis karhutla kedepan ini bisa teratasi," katanya.

Dia mengatakan dalam pencegahan karhutla, harus ada solusi yang pasti antara pemerintah dan pihak perusahaan dalam melakukan upayah pencegahan termasuk melibatkan pembinaan kepada masyarakat setempat.

"Semua pihak itu harus duduk bareng bahas ini, karena masalah ini bukanlah baru. Terjadi setiap tahun tapi tidak bisa diselesaikan, makanya harus ada langkah strategis dan konsep dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla termasuk keterlibatan perusahaan dan masyarakat harus jalan. Jangan hanya pemerintah saja yang begerak yang kesannya semata-mata hanya memanfaatkan anggaran, harus ada langka kongkrit dan strategis," pungkasnya.