Booking Seat untuk Penerbangan dari Bandara Silampari, Eddy Santana: Memberatkan Pemda

Anggota Komisi V DPR RI Eddy Santana Putra. (DPR RI/rmolsumsel.id)
Anggota Komisi V DPR RI Eddy Santana Putra. (DPR RI/rmolsumsel.id)

Adanya aturan booking seat yang harus dibayar Pemerintah daerah untuk menghidupkan rute penerbangan di Bandara Silampari, Kota Lubuklinggau menuai kritik anggota Komisi V DPR RI Eddy Santana Putra. Hal itu seakan meremehkan potensi penumpang dari wilayah di ujung barat Sumatera Selatan itu.


Menurut Eddy, jika dilihat dari faktor ekonomi wilayahnya, Lubuklinggau sudah cukup maju dalam sektor ekonomi. Sehingga Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub dan PT Angkasa Pura tidak perlu khawatir akan sepinya penumpang yang melalui dan datang ke Bandara Silampari.

“Lubuklinggau cukup maju ekonominya, pernah sehari dua kali penerbangan ke Jakarta tapi sekarang setop semuanya. Saya dengar sekarang harus ada jaminan atau booking seat yang harus dibayar oleh Pemerintah daerah, ini tentu sangat memberatkan. Yakin saja ketika itu dibuka, satu pesawat bisa full,” ujar Eddy dalam RDP Komisi V dengan Dirjen Perhubungan Udara, Direksi PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan LPPNPI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/4).

Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini mendorong Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura untuk menyempurnakan pembangunan dan membuka kembali operasional Bandara Silampari di Lubuklinggau. Menurut legislator dapil Sumsel I tersebut, ke depan Bandara Silampari akan menjadi andalan dalam sarana transportasi di Sumsel dan sekitarnya.

“Lubuklinggau ini jauh dari mana-mana. Ini dapil saya, dari Palembang 8-10 jam, dari Jambi juga jauh, sama 8-10 jam. Sedangkan banyak pekerjaan-pekerjaan penyempurnaan (di Bandara Silampari) yang seharusnya selesai. Saya yakin kalau bandara ini disempurnakan akan menjadi andalan. Karena bukan hanya dari Sumatera Selatan, tetapi dari sebagian Jambi, sebagian Bengkulu bisa berangkat menggunakan Bandara Silampari ini,” tutur Wali Kota Palembang dua periode itu.

Eddy juga meminta untuk adanya pembangunan fasilitas yang memadai di Bandara Silampari.

“Terakhir Nam Air yang mau masuk, tapi sampai sekarang belum. Jadi mohon perhatian dan dorongan kepada Dirjen untuk kembali bandara ini dibuka kembali. Dan juga penyempurnaan-penyempurnaan, seperti apron, taxiway, perpanjangan runway, dan juga terminalnya ini harus diperbaiki,” kata Eddy.