Krisis ekonomi akibat Covid-19 memaksa masyarakat putar otak untuk menghasilkan pendapatan. Seperti yang dilakoni Raden Maulana Mubarak. Warga Kelurahan Air Lintang Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim ini sudah setahun terakhir serius beternak jangkrik.
- Petani Tembakau Surati Kementan, Tolak Wacana Kemasan Rokok Polos
- Dukung Pengembangan Usaha Madu Klanceng, Bupati OKU Timur Bantu Bibit Bunga dan Promosi
- Investasi Energi Terbarukan di Indonesia Butuh Dana Rp624 Triliun per Tahun
Baca Juga
Awal mula alumni Jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang terjun ke budidaya jangkrik ini berawal saat dirinya kesulitan dalam mendapatkan pakan untuk ikan gabus peliharaannya. Sebelum berbisnis jangkrik, Barak, sapaan akrabnya memang sudah beternak ikan gabus.
Karena pasokan jangkrik di pasaran minim untuk pakan ikan, akhirnya dia memutuskan untuk beternak jangkrik sendiri. Dia pun lalu mencari info mengenai cara beternak jangkrik yang benar. Bekal pengalamannya menonton video, dia lalu membuat kandang jangkrik satu kotak yang terbuat dari triplek,
“Awal mulanya beli telur dulu sebanyak 3 ons untuk ditetaskan di dalam kotak,” kata Barak saat ditemui, Kamis (17/3).
Sembari menunggu panen, dirinya juga mencari informasi dari sejumlah pemilik kios burung di Muara Enim. Dia pun baru mengetahui jika pasokan jangkrik untuk kebutuhan toko harus dipasok dari wilayah lain. Itupun tidak terlalu rutin sehingga stoknya sering kosong.
“Nah, dari situ saya memutuskan untuk serius beternak jangkrik,” bebernya.
Alhasil, Barak pun lalu menambah jumlah kandangnya menjadi lima unit. Dari tiga ons telur di dalam satu kotak, dirinya bisa panen sebanyak 15 kilogram jangkrik.
Barak menambahkan, merawat jangkrik ini tidak terlalu sulit dan repot, penetasan biasanya memakan waktu maksimal 10 hari semua telur sudah menetas. “Pada fase ini jangkrik tidak boleh kehabisan minum, biasanya, batang pisang diiris tipis menjadi solusi tepat untuk menjaga pasokan air dan kelembaban kotak jangkrik,” kata dia.
Selanjutnya, lanjut Barak, peternak bisa memasukan tambahan pakan lain, seperti irisan pepaya muda, batang pepaya, labu siam, sawi, daun singkong dan banyak tumbuhan hijau lain yang bisa menjadi pakan alternatif selain Voer.
“Semua kebutuhan Jangkrik ini, pada dasarnya sangat mudah ditemui, biasanya dalam kurun 35 hari, jangkrik sudah siap panen, namun yang paling penting adalah, seberapa disiplin kita merawatnya” ucapnya.
Selain memenuhi kebutuhan pakan ikan, Barak saat ini juga memasok jangkrik peliharaannya ke sejumlah kios burung. Dalam sebulan, penghasilan yang diterimanya dari penjualan jangkrik bisa mencapai jutaan rupiah.
“Rencananya kedepan saya akan tambah lagi kandangnya. Karena beternak jangkrik ini tidak perlu ruang atau lahan yang luas,” tandasnya.
- Cegah Bullying, DPPKB Muara Enim Kenalkan Layanan Kesehatan Mental Terintegrasi SINDERELA
- Muara Enim Luncurkan Dua Varietas Padi Organik: Jambat Teras dan Selubur Rimbe
- Sekali Kayu Dua Kali Untung: Cerita di Balik Usaha Pembuatan Arang dari Kampung Suka Maju