Warga Desa Muara Siban, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, mengeluhkan kondisi Bendungan Air Baku yang puluhan tahun tidak pernah dikeruk.
- Ini Sosok Pengganti Sekda Musi Rawas yang Mengundurkan Diri
- Capaian Vaksinasi Dosis Kedua di OKI Minim, Ada Apa?
- Pj Wali Kota Palembang Ajak Generasi Muda Adaptasi dengan Digitalisasi
Baca Juga
Kondisi sedimentasi yang parah saat ini, mengakibatkan waduk tersebut mengalami pendangkalan sehingga aliran Sungai Lematang keluar dari jalurnya, memunculkan alur baru yang kerap menyebabkan banjir.
Pendangkalan ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi bagi masyarakat tetapi juga mengancam ekosistem di sekitar waduk dan sungai. Terlebih, banjir yang sering terjadi saat hujan deras membuat warga mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII segera melakukan normalisasi.
Menurut Mulyadi (45), seorang warga setempat, banjir kini menjadi ancaman rutin bagi permukiman. “Air Sungai Lematang meluap ke permukiman karena aliran sungai sudah tidak lagi sesuai jalurnya. Waduk yang seharusnya menampung air juga sudah dangkal, tidak mampu menahan volume air,” ungkapnya.
Siti Aisyah (38), warga lainnya, turut menyuarakan keresahannya. “Kami ingin pemerintah segera turun tangan. Kalau tidak segera dinormalisasi, masalah ini akan semakin parah. Kami juga khawatir efeknya terhadap sawah dan ladang kami,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Tim Hukum dan Komunikasi Publik BBWS VIII, Didi Zulfikar saat dikonfirmasi mengatakan, Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII saat ini belum memiliki rencana perbaikan secara menyeluruh.
Namun, terkait laporan warga, pihaknya akan menindaklanjuti dengan melakukan tinjauan ke lapangan untuk mengetahui seberapa jauh dampak dari sedimentasi tersebut.
"Kami belum menganggarkan dana untuk pengerukan bendungan. Kami baru akan melakukan perbaikan rutin, sebab untuk pengerukan butuh perencanaan biaya dan penganggaran," ucapnya.
Banjir Berulang, Bendungan Semakin Terabaikan
Bendungan Air Baku Lahat, yang berfungsi menampung air Sungai Lematang, memegang peran vital dalam mengatur volume air sungai sekaligus sebagai sumber pasokan air bagi PDAM Tirta Lematang. Namun, kondisinya terus menurun seiring waktu.
Pada 2020, bendungan ini dihantam banjir besar yang menyebabkan kerusakan tanggul serta aliran air terhambat oleh tumpukan sampah kayu. Tidak berhenti di situ, banjir besar kembali terjadi pada 9 Maret 2023, merendam kawasan Desa Muara Siban, Pulau Pinang.
Berdasarkan data, banjir tersebut menghanyutkan 28 rumah, merusak 19 rumah lainnya, dan menyebabkan seorang warga hilang. Ironisnya, revitalisasi yang dilakukan selama ini hanya menyasar bagian atas bendungan, dengan penambahan fasilitas jogging track dan penghiasan area untuk kepentingan wisata.
Hal inilah yang dinilai membuat keberadaan bendungan kurang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Aktivis lingkungan setempat juga menyoroti hal ini.
Ketua Gerakan Cintai Lahat, Mahendra mengatakan, revitalisasi yang dilakukan seharusnya lebih fokus pada pemeliharaan fungsional bendungan, bukan hanya untuk keperluan estetika atau pariwisata.
Bendungan yang tidak berfungsi dengan baik justru membahayakan masyarakat, dan masalah sedimentasi ini tidak bisa dianggap remeh.
"Pemulihan fungsi bendungan harus menjadi prioritas, agar tidak ada lagi banjir yang merusak kehidupan warga dan lingkungan sekitar," ucapnya.
Mahendra menambahkan, penyelesaian masalah ini memerlukan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah, BBWS VIII, dan masyarakat setempat.
"Kita membutuhkan pendekatan yang holistik, bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga penanganan masalah jangka panjang terkait pengelolaan sungai dan bendungan," ungkapnya.
Menurutnya, pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk merancang solusi yang tidak hanya menyelesaikan masalah sedimentasi, tetapi juga mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. "Rencana pembangunan baru di Desa Mulak juga perlu direalisasikan segera. Sehingga, pencegahan banjir di sekitar kawasan dapat lebih optimal," tandasnya.
- Tangkap Bandar Narkoba di Lahat, Seorang Polisi Tewas Dua Terluka
- Musim Durian, Penjual dari Empat Lawang dan Lahat Ramaikan Kota Pagar Alam
- Mengawal Janji Kepala Daerah Terpilih: Menata Kota Membangun Desa, Bursah-Widia Siap Bawa Perubahan untuk Lahat