Bawaslu Kekurangan Ratusan Pengawas Pemilu di Kuala Lumpur

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja/RMOL
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja/RMOL

Kerja Badan Pengawas Pemilu terkait pengawas tempat pemilihan suara (PTPS) akan sangat berat. Terutama TPS di luar negeri yang saat ini kekurangan petugas pengawas. Seperti yang terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia.


Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengatakan, dari total kebutuhan Panwaslu di Kuala Lumpur sebanyak 233 orang saat ini baru terisi kurang dari separuh.

"Sampai saat ini yang terpenuhi dan terlantik yaitu sejumlah 97 orang, sehingga masih perlu pemenuhan kebutuhan 126 PTPS LN," ujar Bagja kepada wartawan, Sabtu (27/1).

Dia menjelaskan, untuk pemilihan di Kuala Lumpur hanya menggunakan dua metode, yakni melalui TPS LN atau kotak suara keliling (KSK).

Khusus pengawas KSK, Bagja memastikan jumlahnya hampir terpenuhi 100 persen, berbeda dengan PTPS LN.

"Pengawas KSK dibutuhkan sejumlah 139 orang dan telah terpenuhi dan dilantik sejumlah 136 orang, sehingga masih kekurangan Pengawas KSK sejumlah 3 orang," tuturnya.

Untuk memenuhi kebutuhan pengawas yang cukup banyak di Kuala Lumpur, Anggota Bawaslu RI dua periode itu memastikan pihaknya akan melakukan rekrutmen.

"Masih dilakukan dan diupayakan pemenuhan kebutuhan dengan perpanjangan rekrutmen sampai batas waktu tujuh hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara di Kuala Lumpur," demikian Bagja.

Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Kuala Lumpur, akan mencoblos 3 hari lebih awal dari jadwal yang ada di Indonesia, yakni pada 11 Februari 2024.