Ini kabar menggembirakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab kondisi perekonomian Indonesia diprediksi bulan depan sudah mulai terbuka dan kembali pulih dari tekanan dampak pandemi COVID-19.
- Ups, Bulog Sumsel Tak Bisa Beli Gabah Petani, Ado Apo...
- Rawan Kecelakaan, KAI Divre III Palembang Ambil Langkah Tegas, Tutup 17 Perlintasan Sebidang
- Awas! Bermain Layang-layang Dekat Jaringan Listrik Bisa Bahaya
Baca Juga
Demikian prediksi yang disampaikan Country Director Bank Dunia Indonesia Satu Kahkonen di Jakarta hari ini, Kamis (16/7/2020).
“Ekonomi Indonesia akan kembali terbuka penuh pada Agustus (tahun ini),” katanya dalam acara Indonesia Economic Prospects (IEP) Bank Dunia Edisi Juli 2020.
Satu Kahkonen, seperti diberitakan JPNN.com sore ini, menyatakan bahwa perkiraan mulai pulihnya ekonomi Indonesia pada Agustus menjadi salah satu dari tiga asumsi Bank Dunia, dalam memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.
Dia mengatakan, pihaknya memprediksi ekonomi Indonesia secara keseluruhan untuk tahun ini tidak akan tumbuh atau nol persen.
Hal tersebut selaras dengan proyeksi Bank Dunia terhadap perekonomian global yang akan mengalami kontraksi hingga 5,2 persen pada 2020 sehingga mencerminkan resesi terparah sejak perang dunia kedua.
Terlebih lagi, menurut Satu, ekonomi global yang akan turun hingga 5,2 persen juga merupakan tiga kali lebih tajam dibandingkan resesi saat 2009. ”Baik negara maju, negara emerging market, dan negara berkembang semuanya terdampak,” ujarnya.
Tak hanya itu, Satu menuturkan prediksi ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh juga berdasarkan asumsi bahwa tidak terjadi gelombang kedua dari pandemi COVID-19.
“Bila ketiga asumsi kita berubah maka forecast juga akan berubah,” ujarnya.
Satu melanjutkan, Bank Dunia turut memperkirakan perekonomian untuk wilayah Asia dan Pasifik akan mengalami penurunan hingga 6 persen dibanding 2019 karena sebagian negara harus menerapkan lockdown.
Ia mengatakan dampak terparah dirasakan pada ekonomi di negara-negara yang bergantung pada perdagangan global, pariwisata, komoditas ekspor, dan pembiayaan dari eksternal.
“Disrupsi ekonomi yang dirasakan terparah pada negara-negara yang mengalami domestik breakout,“ katanya.[ida]
- Kuartal I-2020, BTN Catatkan Kenaikan Laba Bersih 23,89 Persen
- Kuartal III 2023 Bank BTN Himpun DPK Rp323,90 Triliun
- Bangkit dari Pandemi Lewat Genggaman: Detail Upaya Gojek yang Jadi Andalan Warga Palembang