Bahaya DBD di Masa Pandemi, Warga Muba Diminta Waspada

Plt Bupati Muba, Beni Hernedi. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Plt Bupati Muba, Beni Hernedi. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengintai masyarakat di tengah wabah pandemi covid-19 yang saat ini masih terjadi. Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dipastikan berkembang pesat saat musim hujan terjadi. 


Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin meminta masyarakat agar lebih meningkatkan kembali gotong royong dalam membersihkan lingkungan. "Jangan sampai ada sarang nyamuk yang jadi tempat berkembang biak. Waspadai DBD di musim hujan saat ini," ujar Plt Bupati Muba, Beni Hernedi, Sabtu (20/11/2021). 

Dari data Dinas Kesehatan Muba, sejak Januari hingga pertengahan November tercatat 39 kasus DBD. Jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini, maka dikhawatirkan jumlah kasus tersebut akan mengalami peningkatan. 

"Saya mengajak Camat, Lurah, Kepala Desa, dan masyarakat agar bersama-sama lebih aktif melakukan kegiatan gotong royong, seeperi bersih-bersih lingkungan untuk mencegah penyakit DBD dan penyakit lainnya. Ini atensi, jadi harus dilakukan," tegas Beni. 

Sementara, Kepala Dinkes Muba, Azmi Dariusmansyah menambahkan, telah dikeluarkan Surat Edaran Sekda Muba No. 440/2902/KES/XI/2021 Tentang Kewaspadaan Demam Berdarah Dengue. Dimana pencegahan dapat dilakukan dengan gerakan 3 M yakni menguras, menutup dan menimbun tempat yang berpotensi menjadi genangan air. 

"Memang di musim penghujan sangat identik dengan jenis penyakit seperti batuk, pilek dan diare. Namun, saat ini yang harus diwaspadai dan diperhatikan secara serius, yakni penyakit DBD. Karena secara Kejadian Luar Biasa (KLB) nya lebih berpotensi tinggi,” ungkap dia. 

Lebih lanjut Azmi mengatakan, selain menangani Covid-19, pihaknya juga telah meminta seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit untuk tidak lengah dengan penyakit DBD. Begitu juga dengan ketersediaan obat-obatan dalam penangan sejumlah penyakit di musim penghuja. 

“Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan masyarakat terdepan tetap menjalankan program-program kesehatan lainnya. Salah satunya, Juru Pemantau Jentik (Jumantik) bersama kader-kader wilayah, untuk mengingatkan dan melakukan pemeriksaan langsung kelayakan penampungan-penampungan air masyarakat,” tandas dia.