Angkat Kejayaan Sriwijaya, ICMI Sumsel dan Pemkab Pali Gelar Festval Candi Bumi Ayu

Sekretaris ICMI Sumsel DR H Bahrul Ilmi Yakub, bersama kepala dinas Pariwisata kabupaten Pali, Novita Febrianti serta budayawan Sumsel Dr Erwan Suryanegara, di Kantor ICMI Sumsel/ist
Sekretaris ICMI Sumsel DR H Bahrul Ilmi Yakub, bersama kepala dinas Pariwisata kabupaten Pali, Novita Febrianti serta budayawan Sumsel Dr Erwan Suryanegara, di Kantor ICMI Sumsel/ist

Organisasi Wilayah (Orwil) ICMI Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), akan menggelar  Festival Candi Bumi Ayu di kabupaten PALI.


Rencana kegiatan akan berlangsung selama dua hari, mulai dari tanggal 19 hingga 20 Oktober  20223 mendatang.

Hal ini diungkapkan Sekretaris ICMI Sumsel DR H Bahrul Ilmi Yakub, bersama kepala dinas Pariwisata kabupaten Pali, Novita Febrianti serta budayawan Sumsel Dr Erwan Suryanegara, di Kantor ICMI Sumsel Kampus Selasa (3/10).

Dijelaskan Bahrul, Festival ini sebuah langkah penting untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya khususnya berkaitan dengan Candi Bumiayu. "Selama ini, banyak yang menganggap bahwa Sumatera Selatan atau Sriwijaya tidak memiliki warisan candi, padahal ada tiga candi yang terkait erat dengan sejarah Sriwijaya. Salah satunya adalah Candi Bumiayu," katanya.

Menurutnya, Candi Bumiayu merupakan warisan kerajaan Sriwijaya yang mengandung makna historis yang mendalam. Sebuah aspek menarik dari candi ini adalah perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha. Meskipun dipimpin oleh masyarakat Hindu, di dalam candi ini terdapat arca-arca Buddha. "Hal ini menjadi simbol penting tentang toleransi beragama yang telah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya hingga sekarang di Sumatera Selatan," katanya.

Selain nilai sejarah dan budaya, Candi Bumiayu juga merupakan aset berharga bagi Kabupaten PALI dan Sumatera Selatan. Dengan pengelolaan yang baik, candi ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan kepada masyarakat setempat, terutama dalam sektor pariwisata.

Namun, saat ini, candi ini masih dalam kondisi reruntuhan dan belum direhabilitasi sepenuhnya. Upaya untuk mengembalikan candi ini ke dalam bentuk yang lebih baik akan memerlukan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, mirip dengan pembangunan kembali Borobudur di masa lalu.

Kadisbudpar Kabupaten PALI Novita Febrianti menambahkan  Kabupaten PALI akan menyelenggarakan festival budaya yang sangat istimewa dan meriah.

Festival ini akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Dimana hari pertama festival ini akan diisi dengan permainan rakyat tradisional yang telah menjadi bagian integral dari budaya  PALI.

"Permainan rakyat ini adalah warisan berharga yang telah turun-temurun di Kabupaten kita," katanya.

Hari kedua akan menjadi ajang perlombaan teatrikal yang sangat dinanti-nanti.

Lomba teatrikal ini akan menampilkan kreativitas dan bakat dari para peserta yang telah bersiap-siap dengan baik. Mereka akan membawakan cerita-cerita yang menggugah hati, menghadirkan seni pertunjukan yang luar biasa, dan menghibur penonton dengan penampilan yang memukau.

Ketiga merupakan puncak acara festival dengan Seminar Candi Bumiayu sebagai sorotan utama. Tema seminar ini adalah "Candi Bumiayu sebagai Warisan Sriwijaya di Bumi Serepat Serasan.

Menurutnya para ahli, peneliti, dan pemangku kebijakan akan berkumpul untuk mendiskusikan dan mendalami pentingnya Candi Bumiayu dalam konteks sejarah dan budaya.

“Kami akan menggali lebih dalam tentang bagaimana candi ini menjadi bagian penting dari warisan Sriwijaya yang membanggakan, dan bagaimana kita bisa menjaganya agar tetap abadi," katanya.

Sedangkan budayawan Sumsel DR Erwan Suryanegara mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengangkat potensi pariwisata dan budaya di bumi Sriwijaya, khususnya di kabupaten PALI.

“Tujuan utama dari inisiatif ini adalah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya dan bangsa Indonesia, terutama generasi muda," katanya.