Akhirnya, Koper Raffi Ketemu

RMOLSumsel. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerapkan sanki kepada perusahaan minyak Rosneft Trading SA. Hal ini membuat Pemerintah Rusia geram.


Dalam sebuah pernyataan yang dimuat media Venezuela, Telesur, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan sanksi yang diumumkan oleh Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS hanyalah upaya untuk mencapai hegemoni global.

"Posisi kita tentang sanksi sudah diketahui dengan baik. Rusia dengan tegas menolak pembatasan sepihak," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

"Dengan itu, Amerika Serikat berupaya mencapai hegemoni global, dan mencoba membengkokkan dunia pada kehendaknya," lanjut Lavrov seperti diberitakan JPNN.com.

Bagi pemerintah Rusia, sanksi yang diberikan oleh Pemerintahan Presiden AS Donald Trump adalah strategi kotor dan ilegal. AS hanya menginginkan perusahaan-perusahaannya untung dengan persaingan yang licik terhadap produsen Rusia di pasar internasional.

Kemarin, OFAC mengumumkan sanksi terhadap Rosneft karena memperdagangkan dan mengangkut minyak dari Venezuela. Sanksi juga secara khusus diberikan kepada Dewan Pengawas Didier Casimiro. Bahkan, siapa pun yang melakukan bisnis dengan Rosneft akan diberikan sanksi.

Menurut Gedung Putih, sanksi diberlakukan karena Rosneft tidak melakukan pembatasan dimana lebih dari setengah minyak Venezuela diambil oleh perusahaan tersebut. Selain itu, alasan AS adalah untuk mencegah rezim Nicholas Maduro untuk menjarah aset minyak Venezuela.

Sanksi yang diberikan kepada Casimiro sendiri diputuskan karena pimpinan Rosneft tersebut dituduh telah mengadakan pertemuan dengan pejabat dari Petroleos de Venezuela (PDVSA) yang dalam beberapa hal merupakan kesempatan untuk memperkuat hubungan antara kedua perusahaan.

Selain perusahaan Rosneft, AS juga mengaku akan menerapkan lebih banyak sanksi kepada Venezuela.[ida]