Presiden Joko Widodo dinilai ingin sampaikan pesan cuci diri dari konflik masa lalu Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait rencana pelantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY sebagai menteri.
- Bertemu AHY, Yudha Pratomo Mahyuddin Direstui Jadi Walikota Palembang 2024-2029
- Qodari Anggap Gugatan Kubu 01 dan 03 Hanya Pura-pura
- AHY Pastikan Lahan PSN Tak Akan Timbulkan Masalah
Baca Juga
Seperti ramai dikabarkan, AHY bakal dilantik sebagai menteri ATR/BPN, menggantikan Hadi Tjahjanto yang diproyeksi mengisi kursi Menko Polhukam, menggantikan Mahfud MD, Rabu (21/2).
"Kalau untuk mengisi kekosongan, saya (AHY) kira cocok-cocok saja. Tapi kalau benar AHY diberi kursi menteri, artinya Jokowi ingin menyampaikan dua simbol politik sekaligus," kata komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu pagi (21/2).
Pertama, kata dosen di Universitas Dian Nusantara itu, bahwa Jokowi mengapresiasi sikap politik Partai Demokrat, terutama SBY, yang terlihat all out memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kedua, cuci diri dari konflik masa lalu antara Megawati dan SBY. Dengan memberi kursi menteri ke AHY, secara tidak langsung Jokowi mengumandangkan bahwa dia tidak ada keterkaitan politis lagi dengan Megawati, dan itu sinyal bagi PDIP, bahwa mau tak mau harus jadi oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran," pungkasnya.
- Golkar Tunggu Rapimnas Putuskan Nasib Jokowi dan Gibran Setelah Didepak PDIP
- Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae
- Kekecewaan Megawati Terhadap Jokowi Memuncak