Sikap anomali yang ditunjukkan oleh pemerintah di tengah pandemik virus corona baru atau Covid-19 semakin terlihat jelas.
- Pandemi Covid-19 Masih Pengaruhi Desain APBN 2022
- Jamin Pasokan LPG Bersubsidi di OKU, Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Imbau Warga Beli Langsung ke Pangkalan Resmi
- Optimis Kinerja Ekonomi Tetap Tumbuh Kuat, BI Sumsel Perkuat Digitalisasi Sistem Pembayaran
Baca Juga
Misalnya, ketika harga minyak mentah dunia tengah anjlok, tidak ada kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tanah air. Padahal, jika harga BBM diturunkan, maka roda ekonomi secara otomatis akan tetap bergerak di tengah potensi krisis akibat dampak Covid-19.
Begitu kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Selasa (21/4). "Memang anomali di Indonesia.
Jika melihat beratnya kondisi saat ini saatnya pemerintah menurunkan harga BBM agar ekonomi dapat bergerak segera," kata Mardani Ali Sera. Terlebih, kata dia, harga minyak dunia yang mengalami penurunan harga secara drastis adalah minyak mentah. Selain itu, Indonesia masuk negara pengimpor minyak dunia.
"Dapat dipahami karena yang turun memang minyak mentah. Sementara secara total kita masuk dalam kategori net importer country untuk minyak. Artinya kebanyakan kebutuhan minyak diimpor dari negara lain," demikian Mardani Ali Sera.
Harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level negatif atau berada di bawah 0 dolar AS per barel per Senin (20/4).
Mengutip Financial Times, Selasa (21/4), harga minyak acuan WTI untuk pengiriman Mei 2020 sempat anjlok 250 persen ke level -40,32 dollar AS per barel.
- Kado Akhir Tahun, Pusri Raih Proper Emas Kementerian LHK
- Siapkan Spin Off Unit Usaha Syariah, BTN Akan Diriman Bank Umum Syariah
- 1.084 Pemilih Ini Diminta Sukseskan Pilkada OKU