75 Hektar Lahan di Musi Rawas Terbakar

Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Musi Rawas menyisakan abu dan asap.(Ist/RMOLSumsel.id)
Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Musi Rawas menyisakan abu dan asap.(Ist/RMOLSumsel.id)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas mencatat, sebanyak 469 titik hotspot terpantau di wilayah tersebut sejak Januari hingga September 2023 mendatang.


Sementara, jumlah lokasi lahan terbakar tercatat 32 kejadian dengan sebaran di 8 Kecamatan meliputi Tiang Pumpung Kepungut, Muara Beliti, Selangit, Megang Sakti, Muara Kelingi, Tuah Negeri dan BTS Ulu Cecar. 

Kasi Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan BPBD Kabupaten Musi Rawas, Mariyani  mengatakan, saat ini jumlah lahan terbakar mencapai 5,25 hektar. Sedangkan wilayah yang paling luas terdampak akibat karhutla di Kecamatan Megang Sakti. Itu meliputi dua Desa yakbi Pagar Ayu dan Campur Sari.

“Dari total lahan yang terbakar, sekitar 10 hektar adalah lahan gambut. Jadi sangat sulit dipadamkan,”kata Mariyani.

Mariyani mengaku bahwa salah satu penyebab sulitnya pemadaman dilakukan karena kekurangan personil, tenaga dan armada. Saat ini personil yang ada hanya 32 orang tenaga TRC. Jumlah itu dibagi ke dalam 4 regu yang dinas 1x24 jam. 

"Besoknya diganti lagi. Kalau dalam satu hari ada lebih dari dua kejadian, kami sedikit kewalahan," bebernya.

Sementara itu Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Musi Rawas, Ramlan Depi mengatakan, kendala pihaknya di lapangan diantaranya adalah tempat atau lokasi terlampau jauh. 

"Seperti contoh kita kemarin di Campur Sari kendala kita jalan sangat sempit, tidak bisa diakses dengan kendaraan roda empat. Jalannya hanya dapat dilalui roda dua," terangnya.

Selain itu kendala lainnya adalah sumber air saat memadamkan karhutla di Campur Sari. Sehingga untuk mendapatkan sumber air sangat jauh.

"Itu sangat jauh jadi kita dati titik air ke titik api sekitar dua kilo setengah. Jadi kita untuk memasukan armada ataupun peralatan sangat sulit. Itu kendalanya," jelas Ramlan.