Warga Korea Selatan yang keluarganya meninggal setelah melakukan vaksinasi Covid-19 berkumpul di Kota Busan pada Minggu (26/12) untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah.
- Beli Konten Pornografi DeaOnlyFans, Komika Marshel Widianto Diperiksa Polisi Hari Ini
- Kapolda Sumsel Diganjar Penghargaan dari KLHK
- Kasus Penipuan 50 Juta Masker, Pria Texas Ini Mengaku Bersalah
Baca Juga
Yonhap News melaporkan, dalam aksinya para pengunjuk rasa berbaris dari Balai Kota Busan ke Universitas Pendidikan Nasional Busan.
Mereka membawa potret besar anggota keluarga mereka yang telah meninggal, dan bersaksi tentang bagaimana orang yang dicintainya meninggal segera setelah disuntik vaksin Covid-19.
Sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan di kompleks pemerintahan di Kota Seoul pada Sabtu (25/12). Para pengunjuk rasa meminta pemerintah untuk mengidentifikasi penyebab reaksi yang merugikan dan mengakui bahwa keluarga mereka memang meninggal akibat vaksin yang diterimanya.
Lebih dari 1.000 warga Korea Selatan meninggal tak lama setelah menerima suntikan Covid-19, tetapi pemerintah telah mengkonfirmasi hubungan sebab akibat dengan vaksin hanya dalam beberapa kasus tersebut.
Hanya seminggu setelah peluncuran vaksin Covid-19 pada akhir Februari dan awal Maret lalu, Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan mengatakan tujuh orang telah meninggal dan 24 telah melaporkan reaksi merugikan yang serius setelah menerima suntikan AstraZeneca.
Pemerintah dilaporkan memulai penyelidikan pada Agustus setelah seorang remaja tanpa masalah kesehatan yang mendasarinya meninggal setelah diinokulasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19.
Keamanan vaksin mungkin menjadi isu kontroversial dalam pemilihan presiden Korea Selatan.
Partai Kekuatan Rakyat oposisi pekan lalu mengadakan dengar pendapat publik tentang efek samping vaksin, mengundang para korban dan anggota keluarga mereka untuk menawarkan saran langkah-langkah dukungan yang dapat diadopsi oleh calon presiden Yoon Seok-yeol.
Kim Jong-in, ketua kampanye partai, dilaporkan menuduh pemerintahan Presiden Moon Jae-in acuh tak acuh terhadap kerusakan vaksin.
Sementara Pemerintah Korsel telah berjanji untuk memberikan kompensasi kepada korban efek samping vaksin, tetapi juga menjadi wasit apakah cedera dan kematian dikaitkan dengan suntikan.
“Saya pikir orang-orang telah mencapai titik di mana mereka tidak bisa mempercayai pemerintah,” kata Kim.
Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Tercatat sudah 83 persen warganya yang divaksin, tingkat tertinggi di antara negara-negara G20.
- Ratusan Ribu Warga Korsel Turun ke Jalan, Tuntut Presiden Mundur
- Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut
- Pelaku Penusukan Pemimpin Oposisi Korsel Dijatuhi Hukuman 15 Tahun Penjara