Tidak hanya menjadi duka dunia. Ledakan dahsyat yang terjadi Ibu Kota Lebanon, Beirut pada Selasa (4/8/2020), justru menimbulkan ketakutan terhadap gudang amonia. Termasuk Kota Palembang, khususnya warga di sekitar PT Pusri.
- Pajero Ugal-ugalan Tabrak Empat Tukang Becak, Satu Tewas
- Kronologi Wanita Berambut Pirang Hendak Bunuh Diri di Jembatan Ampera
- Inilah Gerakan Nusantara Menjadi Orangtua Tangguh di Era AKB
Baca Juga
Pasalnya, amonium nitrat jadi penyebab utama ledakan pada Selasa (4/8/2020) lalu di Beirut itu, diketahui juga dimiliki Kota Palembang. Tepatnya di pabrik pupuk terbesar di Pulau Sumatera, Indonesia, yakni PT Pupuk Sriwijaya (Pusri).
PT Pusri yang berpusat di Kota Palembang memproduksi pupuk NPK (nitrogen, fosfor, kalium) yang diketahui juga menggunakan amonium nitrat, sangat mudah terurai menghasilkan gas nitrogen oksida dan gas amonia yang dapat menghasilkan ledakan yang dahsyat.
Bahkan, pabrik ini juga memproduksi produk nonpupuk, yakni amonia dengan catatan penjualan sebanyak 89.224 ton sepanjang tahun lalu.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Humas PT Pusri, melalui Staff Humas Glory, menyampaikan bahwa pihaknya tidak menggunakan amonium nitrat melainkan amonia murni.
"Kalo di Pusri kita murni amonia. Yang di Lebanon memang untuk bahan peledak, tapi di Pusri murni amonia saja," ungkapnya.
Seperti diektahui, ratusan warga di Kota Beirut, Lebanon, tewas karena kedakan yang diakibat 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang Pelabuhan Beirut.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, amonium nitrat merupakan bahan kimia industri yang umum digunakan terutama untuk pupuk, karena merupakan sumber nitrogen yang baik untuk tanaman.
Namun ketika dikombinasikan dengan bahan-bahan yang dapat memicu seperti bahan bakar minyak, amonium nitrat dapat menciptakan bahan peledak yang sangat kuat. [ida]
- Update Kebakaran Depo Plumpang, 17 Meninggal Dunia, 1.085 Mengungsi
- 22 Maret, Kemenag Gelar Sidang Isbat Ramadan 1444H
- Polisi Kawal Kedatangan Jenazah Eril hingga ke Pemakaman