Kejengkelan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terhadap pejabat yang memaksakan anaknya maju dalam pergulatan politik seharusnya menjadi sindiran tersendiri bagi Presiden Joko Widodo.
- Persiapan Sangat Minim, Fraksi Partai Aceh DPRA Minta PON 2024 Ditunda
- Relawan MER-C: Israel Berpotensi Serang Kamp Pengungsian di Gaza Selatan
- Asgianto Optimis Kantongi Dukungan 11 Kursi di Pilkada PALI
Baca Juga
Mengingat, anak kandung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming juga mencalonkan diri pada kontestasi politik di Pilwalkot Solo. "Secara tidak langsung, seharusnya Jokowi tersindir, tetapi kalau sense Jokowi tidak peka, tentu lain lagi," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedy Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (20/2).
Selain sindiran kepada Jokowi, pidato Mega tersebut juga sarat makna. Menurut Dedy Kurnia, Megawati seolah-olah ingin memperlihatkan anti praktik dinasti politik yang merupakan bagian dari oligarki politik. "Megawati hanya ingin memainkan komunikasi adiktif (memanipulasi realitas), di mana statement tersebut sengaja dikemukakan agar terkesan ia berpihak pada politik yang nonoligarkis, padahal ia sendiri mempraktikkan," tandasnya.
- Sejalan Dengan Golkar dan PAN, Nasdem Setuju Pemilu Serentak Digelar 15 Mei 2024
- Lucianty Enggan Beberkan Sosok Wakil di Pilkada Muba: Biar Nanti Jadi Kejutan
- PPP Sumsel Incar Satu Fraksi di Pemilu Mendatang