Terminal komunikasi Starlink yang diproduksi oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk diduga telah dijual kepada Rusia.
- Realme C35 Resmi Dijual di Indonesia, Simak Spesifikasinya
- Waspada, Penipuan Lewat Malware FakeCalls Mengintai Pengguna Bank
- Indosat Luncurkan AI Experience Center Pertama di Indonesia, Solo Jadi Pusat Inovasi Baru
Baca Juga
Hal itu diungkap oleh Juru Bicara Direktorat Utama Intelijen (GUR) Kementerian Pertahanan Ukraina Andriy Yusov dalam sebuah pernyataan pada Minggu (11/2).
Dikatakan Yosov, terminal Starlink digunakan oleh Brigade Serangan Udara ke-83 Rusia, yang bertempur di dekat kota Klishchiivka dan Andriivka di wilayah timur Donetsk, Ukraina.
"Kasus penggunaan perangkat tersebut oleh penjajah Rusia telah dicatat. Ini mulai bersifat sistemik," ujarnya, seperti dimuat Reuters.
Merespon laporan Kyiv, Elon Musk dalam unggahan di platform X membantah perusahaan menjual Starlink ke Rusia.
“Sejauh pengetahuan kami, tidak ada Starlink yang dijual secara langsung atau tidak langsung ke Rusia," tegasnya.
Sementara perusahaan Starlink menegaskan bahwa terminalnya tidak aktif di Rusia dan SpaceX tidak pernah menjual atau memasarkan layanan ataupun mengirimkan peralatan ke negara yang terkena sanksi.
Lebih lanjut, SpaceX akan menyelidiki tuduhan tersebut dan mengambil tindakan untuk menonaktifkan terminal jika ditemukan beroperasi di kalangan Rusia.
- Pesawat F-16 Ukraina Jatuh Ditembak Rusia, Satu Pilot Tewas
- Ukraina Bakal Kirim Bantuan 1.000 Gandum Pertama ke Jalur Gaza
- FiberStar Jalin Kerjasama dengan Starlink untuk Perluas Akses Internet Satelit di Indonesia