Nilai tukar rupiah terus melemah, hingga mencapai titik terendah sejak April 2020 atau dalam 2,5 tahun terakhir.
- Gawat! Rupiah Diprediksi Tembus Rp17.000 per Dolar AS Tahun Ini
- Rupiah Tembus di Atas Rp16 Ribu per Dolar AS, Intervensi BI Dibutuhkan
- Uang Beredar Tembus Rp8,739 Triliun pada Periode Pemilu 2024
Baca Juga
Pada pembukaan perdagangan hari ini, sampai pukul 10.00 WIB, kurs rupiah berada di Rp15.580 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara untuk tahun ini, rupiah pertama kali menyentuh angka Rp15.000 adalah pada pembukaan perdagangan 27 September 2022 lalu.
Beberapa waktu lalu, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Wahyu Agung Nugroho menjelaskan, depresiasi rupiah tersebut masih relatif baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya.
Wahyu mengatakan, perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi BI.

"Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi," jelas Wahyu kepada media saat itu.
Kendati demikian, BI mengklaim selalu berada di pasar agar rupiah tidak terdepresiasi terlalu mendalam. Caranya yaitu melalui bauran kebijakan dan intervensi di pasar, baik melalui pasar spot maupun melalui Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
Intervensi yang dilakukan BI tersebut, kata Wahyu untuk tidak membuat kekhawatiran pelaku pasar terhadap perekonomian di Indonesia. Karena, pelemahan nilai tukar rupiah ini lebih didominasi akibat adanya tekanan eksternal.
- Uang Kertas Ini Tidak Berlaku Lagi, Segera Tukar ke BI selambatnya 30 April 2025
- Bank Indonesia Gelar Syariah Festival Sriwijaya 2025 untuk Kembangkan Ekonomi Syariah Sumsel
- Tarif Listrik dan Harga Emas Dongkrak Inflasi Sumsel di Bulan Maret 2025