Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah melakukan pemetaan terhadap wilayah rawan terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
- BPBD Sumsel Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Lubuk Keliat Ogan Ilir
- BPBD Sumsel Turunkan Tim Reaksi Cepat Bantu Warga Terdampak Banjir Palembang
- Banjir di Sumsel Berangsur Surut, BPBD Fokus pada Pemulihan dan Rehabilitasi
Baca Juga
Berdasarkan pendataan terjadi penambahan dari semula lima wilayah kini menjadi tujuh wilayah yang rawan karhutla di Sumsel.
Ketujuh wilayah tersebut yakni OKI, Muba, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) dan Lahat.
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan berdasarkan geografi wilayah tentunya wilayah yang rawan yaitu OKI, Muba Banyuasin, Muara Enim dan PALI, karena kelima wilayah tersebut lahan gambutnya luas. Sehingga perlu menjadi perhatian khusus.
Namun berkaca dari tahun sebelumnya. Ada penambahan dua daerah yang luasan karhutlanya cukup luas yakni OKUS dan Lahat.
"Dua wilayah ini kebanyakan kebun milik masyarakat yang melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar. Sedangkan, untuk indikasi pembakaran yang dilakukan perusahaan belum ditemukan," katanya saat ditemui di Pemprov Sumsel, Selasa (17/5).
Saat ini, kondisi cuaca di Sumsel masih memasuki musim pancaroba sehingga terkadang panas. Namun, tiba-tiba menghadapi hujan. Pihaknya memprediksi puncak kemarau ini akan terjadi pada Agustus mendatang.
Meski demikian, pihaknya telah bersiaga. Apalagi, Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumsel terkait siaga karhutla telah dikeluarkan.
"Jadi baik personel maupun peralatan semua telah disiapkan. Namun, akan diturunkan sesuai dengan ekskalasi di lapangan. Jika besar maka diturunkan, jika kecil masih menjadi tanggung jawab daerah tersebut," ujarnya.
Untuk jumlah personel yang diturunkan masih sama dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 5.000 personel gabungan dari masing-masing OPD. Selain itu, pihaknya juga telah mengajukan penggunakan delapan unit helikopter waterboombing kepada pemerintah pusat.
"Nantinya helikopter ini diturunkan tidak sekaligus melainkan sesuai kondisi karhutla," terangnya.
Meski masih pancaroba. Namun, sebaran hotspot terus bertambah. Tercatat, pada Februari lalu hotspot di Sumsel hanya 80 titik. Kemudian, Maret bertambah 100 titik menjadi 180 titik. Lalu, pada April kembali mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 212 titik. Sedangkan, pada awal Mei ini hotspot terpantau yakni sebanyak 70 titik.
Hotspot ini tersebar di beberapa wilayah di Sumsel terkecuali di Palembang. Hotspot ini sendiri tidak selalu berujung kepada Karhutla.
"Berdasarkan catatan kami sejak awal tahun hotspot yang terpantau totalnya 608 titik," tutupnya.
- Bupati Muba Sambangi Kapolda Sumsel, Bahas Zero Konflik dan Karhutla
- Motif Pengeroyokan Viral yang Tewaskan Warga Tulung Selapan OKI, Diduga Dipicu Masalah Anak
- Polisi Amankan Terduga Pelaku Pengeroyokan Viral yang Tewaskan Warga Tulung Selapan OKI