Ancaman resesi tahun 2023 merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia. Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia harus membentuk kekuatan berbagai komoditas pangan yang bisa masuk ke negara-negara lain yang terdampak.
- Bicara Manuver Luhut, Erwin Aksa: Seakan Bencana, Padahal Angin Biasa
- Dalami Kasus Lukas Enembe, KPK Panggil Sekda Pemprov Papua dan 10 Saksi Lainnya
- Disapa Megawati Pakai Seragam PDIP, Andika Disambut Riuh Peserta Rakernas
Baca Juga
Begitu jelas Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menanggapi ancaman resesi, tingginya inflasi, pelambatan bahkan pelemahan ekonomi di tagun depan.
“Tingginya kebutuhan pangan itu merupakan peluang kita," ujarnya kepada wartawan, Minggu (4/12).
Dia mengyrai bahwa negara-negara besar seperti Amerika dan Eropa akan mengalami pelambatan. Probabilitas terjadinya resesi di AS sudah mendekati 60 persen, demikian juga di Eropa.
Adapun pemicu utama resesi adalah harga energi dan bahan makanan yang tinggi, serta kebijakan moneter yang semakin mengetat.
"Di situlah potensi Indonesia menjadi negara penyuplai pangan sangat terbuka lebar. Asalkan pemerintah serius serta didukung dengan kebijakan makro dan mikro," tegasnya.
Menurutnya, peluang tersebut juga akan mampu menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional. Otomatis dengan hal itu, Indonesia bisa menghadapi gejolak resesi, sekaligus memiliki fundamental ekonomi yang kuat.
"Kekuatan ekonomi itu bisa digunakan untuk menarik arus investasi dari negara-negara yang mengalami krisis. Karena di masa-masa krisis, investor akan mencari tempat investasi yang lebih stabil,” demikian LaNyalla.
- Tahanan Politik Iran Kurus Kering Picu Kemarahan Dunia
- Dukung Perjuangan Palestina, Ketua Dewan Masjid Serukan Qunut Nazilah
- Ketua DPD PSI Palembang Dipecat atas Dugaan Pelanggaran Berat