Ternyata Virus Corona Bukan Penyebab Satu-satunya Kematian Tinggi Di China, Ada Komplikasi Lain

China mencatat angka kematian tertinggi sejak ditemukannya wabah virus corona pertama kali di Kota Wuhan pada awal Desember 2019, yang ketika itu namanya masih disebut pneumonia.


Hingga Jumat (6/3), korban meinggal di China mencapai 3.042 orang dengan sejumlah 80.409 kasus. Angka kematian yang sangat tinggi dalam kurun waktu yang sangat dekat, menimbulkan kepanikan dalam masyarakat. Tidak hanya di Wuhan, tetapi juga di kota-kota lain sekitarnya, dan juga di negara-negara yang kini teah terpapar penyebarannya.

Namun, bicara mengenai penyebab kematian, infeksi virus corona di Wuhan dikatakan bukan sebagai penyebab satu-satunya. Fakta menjelaskan bahwa pasien pneumonia misterius ini yang sekarang sudah ditetapkan namanya menjadi virus corona atau covid-19, kebanyakan sudah memiliki penyakit serius sebelumnya.

Menilik data sebelumnya, korban pertama virus corona di Wuhan adalah pria berusia 61 tahun. Sebelum divonis terinfeksi virus corona, ia telah memiliki masalah kesehatan liver kronis, dan tumor perut.

Kondisi tersebut yang membuatnya lemah disamping usianya yang rentan, sehingga memperburuk penyakit tersebut dan akhirnya meninggal dunia.

Otoritas kesehatan China juga menemukan riwayat penyakit beberapa pasien yang sebelum terinfeksi virus corona telah memiliki penyakit hipertensi, diabetes melitus, gagal ginjal, atau infeksi sebelumnya seperti hepatitis.

Risiko paling tinggi dialami oleh lansia yang berusia di atas 80 tahun dengan angka kematian yang mencapai 21,9 persen dibandingkan pasien corona dari kategori usia lainnya.

Kelompok lansia selanjutnya yang rentan meninggal akibat corona yakni kelompok umur 70-79 tahun dan 60-69 tahun dengan angka kematian masing-masing 8 persen dan 3,6 persen dari seluruh kasus corona.

"Seseorang yang berusia 80-an memiliki risiko yang cukup tinggi untuk tidak meninggalkan rumah sakit jika dirawat karena Covid-19," kata Michael Mina, Asisten Profesor Ilmu Penyakit Menular dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Harvard T. H. Chan di Amerika Serikat, mengutip WebMD.com.

Sementara Direktur Bagian Penyakit Infeksi dari University Alabama, Jeanne Marrazzo, penyakit infeksi virus corona dan pneumonia memiliki efek yang lebih buruk pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Juru Bicara Penanganan Corona, Achmad Yurianto, menyebut virus Corona bukan penyebab tunggal kematian di China. Yuri mengatakan rata-rata kasus kematian yang tercatat adalah pasien memiliki penyakit lain, seperti jantung kronis, diabetes, ginjal, dan beberapa penyakit paru kronis.

"Dari kelompok yang sembuh usia 35 - 40 tahun, sementara yang meninggal adalah pasien dengan rentang usia 65-75 dan 10 persen memiliki penyakit kronis yang diderita sebelum terkena corona, sebelum kena corona, jantung kronis gagal ginjal daya tubuhnya lemah," ujarnya saat rapat di Kantor Staf Presiden.