Pasangan suami istri di Praya Tengah, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, Iwan Firman Wahyudi alias Yudi dan Helmi Susanti masih menjadi perbincangan hangat lantaran pernikahan mereka ditandai dengan mahar sandal jepit dan segelas air putih.
- Lama Ditutupi, ISIS Akhirnya Konfirmasi Kematian Abu Hussein Al Husseini Al Qurashi
- Harga Gundam Fix Platinum Capai Miliar Rupiah
- Tragedi Azerbaijan Airlines, NATO Desak Penyelidikan Menyeluruh
Baca Juga
Kepada Lombok Post, Yudi dan Helmi berbagi kisah tentang hari bahagianya di Dusun Sendong Sekeq Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah itu. Pernikahan tesebut digelar di kediaman Yudi usai salat Isya, Jumat (3/7).
Akad dihadiri sekitar 50 orang termasuk petugas dari kantor urusan agama (KUA) Kementerian Agama (Kemenag) Loteng. “Sampai tiga kali saya salah (ucap ijab Kabul),” ujar Yudi, pria kelahiran Dusun Sendong 26 November 1996. Yudi menepis pemberian mahar itu sekadar mencari sensasi.
Menurutnya, semua itu murni keinginan Helmi. Perempuan cantik asal Desa Jurit, Kecamatan Pringgasela Lombok Timur itu tidak mau melihat suaminya sampai berhutang, gara-gara memenuhi permintaan kedua orang tuanya.
“Orang tua saya minta Rp 40 juta,” ujarnya.
Helmi paham dalam kondisi seperti ini tak mungkin bagi Yudi bisa segera mengumpulkan uang seserahan sebanyak itu. Karena itulah ia meminta sesuatu yang sederhana dan terjangkau saja. Sepasang sandal jepit merek Skyway seharga Rp 10 ribu. Helmi memandang pernikahan tak semestinya menyusahkan apalagi menjadi beban dan menyisakan hutang di hari depan.
“Kalau cinta ya cinta saja,” tambahnya.
Sikap Helmi itu ternyata ditentang keras kedua orang tuanya, keluarga dan kerabat terdekat lainnya. Saat ijab kabul, Helmi diwakili pihak ketiga. Bukan bapak kandungnya.
Keluarganya dari Lotim, tidak ada yang datang. Hanya keluarga Yudi dan rekan-rekannya. “Ke depan, semoga orang tua saya menerima,” tutur perempuan pemilik senyum manis itu.
- Saksi Bisu Hotel Palembang Dalam Melawan Penjajah
- Harga Hotel Tembus Rp 1,4 Juta Per Malam, Pengungsi Sudan Pilih Buat Tenda di Pinggir Pantau Laut Merah
- Afrika Catat 1.200 Kasus Mpox dalam Sepekan, Terbanyak di Kongo