Menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD, bahwa awal September 2020 pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami resesi akibat pandemi Covid-19, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru angkat bicara.
- Imbas BBM Naik, Harga Cabai Melonjak Jadi Rp85 Ribu
- Pemerintah Tetap Berikan Stimulus Sektor Keuangan untuk Pemulihan Ekonomi
- Ini Penyebab Harga Sawit Anjlok
Baca Juga
Menurut Herman Deru, dirinya sudah melakukan antisipasi sejak awal agar di Sumsel tidak terjadi resesi, seperti melakukan berbagai cara dalam hal penanganan Covid-19.
“Jadi kita memang sudah antisipasi sejak dini, yakni dengan cara melakukan penanganan Covid-19 yang mencakup tiga aspek seperti kesehatan medis, ekonomi, dan sosial,” katanya, Senin (31/8/2020).
Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, bahwa ada 215 negara di dunia yang terdampak Covid-19. Jadi kalau Sumsel dikatakan mengalami resesi dirinya menilai masih bisa dihindari.
“Kalau kita dikatakan terjadi kontraksi ekonomi memang saya setuju. Tapi kalau resesi saya pikir masih bisa kita hindari,” ungkapnya.
Deru menuturkan, bahwa setiap resesi pasti ada indikasinya, dan sebagai Gubernur Sumsel dia menilai, hingga saat ini indikasi terjadinya resesi ekonomi, khususnya di Sumsel belum tampak.
“Namanya resesi ada indikasi. Nah, indikasi untuk terjadi resesi ini sampai sekarang belum terbaca tapi kalau terjadi kontraksi iya,” pungkasnya.
- Baru 2 Bulan, Impor Beras RI Sudah Tembus 880 Ribu Ton
- Telkom Gandeng UMK dan Komunitas Wujudkan Aksi Nyata ESG di Medan
- Trump Mendadak Tunda Penerapan Tarif 90 Hari, China Justru Diganjar 125 Persen