Tambang Tembaga di Zambia Berpotensi Jadi yang Terbesar Ketiga di Dunia

Zambia adalah produsen tembaga terbesar kedua di Afrika/Net
Zambia adalah produsen tembaga terbesar kedua di Afrika/Net

KoBold Metals, perusahaan rintisan yang didukung oleh miliarder Bill Gates, telah berhasil menemukan simpanan logam dalam jumlah besar di Zambia. Penemuan ini kemungkinan besar akan menjadikan Zambia sebagai rumah bagi tambang tembaga terbesar ketiga di dunia.


Presiden Hakainde Hichilema menyampaikan kabar baik ini setelah KoBold Metals, yang berbasis di San Francisco Bay Area, mengumumkan bahwa penemuan mereka di proyek Mingomba jauh melampaui operasi yang ada di produsen utama Chile dalam hal kadar tembaga.

“Tambang ini tidak hanya akan menjadi tambang terbesar di Zambia, namun akan menjadi salah satu tambang terbesar di dunia,” kata Hichilema dalam sebuah wawancara di luar ibu kota Lusaka.

“Mungkin salah satu dari tiga tambang terbesar di dunia. Kami yakin pabrik ini akan menghasilkan lebih dari 500.000 hingga 600.000 metrik ton ketika sudah beroperasi penuh," tambahnya.

Escondida di Chile, yang merupakan tambang tembaga terbesar di dunia, memproduksi lebih dari satu juta metrik ton logam tersebut pada tahun lalu, sementara Grasberg di Indonesia merupakan tambang terbesar berikutnya dengan produksi sekitar 770.000 metrik ton pada tahun 2022.

Presiden KoBold, Josh Goldman, membandingkan potensi tambang Zambia dengan tambang Kamoa-Kakula, yang berada tepat di seberang perbatasan Republik Demokratik Kongo. Tambang tersebut memproduksi hampir 400.000 ton tembaga tahun lalu dan dengan kapasitas penuh akan mampu memproduksi 620.000 ton per tahun.

KoBold, dengan pemegang sahamnya termasuk Breakthrough Energy Ventures yang didukung oleh Gates dan Jeff Bezos, serta T. Rowe Price Group, Bond Capital, Andreesen Horowitz, dan Equinor ASA, telah melakukan pengeboran di izin Zambia selama kurang lebih satu tahun.

Michael Bloomberg, pemilik mayoritas perusahaan induk Bloomberg News, Bloomberg LP, adalah investor di Breakthrough, menurut situs web KoBold Metals, yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengeksplorasi material kunci transisi energi ramah lingkungan.