Stok Solar Palembang - Indralaya Kosong, Antrean di Sejumlah SPBU Mengular, Pemasok Minta Beralih ke Pertamina Dex

Antrean kendaraan di SPBU 24.301.98, Jl Soekarno Hatta. (Mita/rmolsumsel.id)
Antrean kendaraan di SPBU 24.301.98, Jl Soekarno Hatta. (Mita/rmolsumsel.id)

Entah apa yang menjadi penyebabnya, tiba-tiba stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota Palembang menipis bahkan ada yang kosong.


Akibatnya terjadi antrean panjang kendaraan yang didominasi mobil dan truk angkutan barang. Seperti yang terlihat di SPBU kawasan Jl Soekarno Hatta, Senin (6/9). 

Pantauan Kantor Berita RMOLSumsel, antrean terjadi sepanjang sekitar satu kilometer. "Dari Inderalaya sampai Palembang, solar kosong. Makanya antri disini,"ujar Rangga, salah satu sopir truk barang tujuan Bangka. 

Ia bersama beberapa rekan sopir lain rela mengantre dan menunggu hingga berjam-jam. Ada yang lebih dari empat jam untuk menunggu solar, agar kendaraan bisa sampai tujuan.

"Nak lanjut nyari ke SPBU lain takutnya malah kosong juga," katanya. Para sopir ini juga khawatir tidak kebagian jatah saat solar, mengingat sudah banyak mobil yang mengantre. 

Sopir kendaraan angkutan rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan solar di Palembang. (Mita/rmolsumsel.id)

Seperti yang diungkapkan oleh Guntur, sopir pengangkut barang tujuan Jambi-Jakarta. Ia baru satu jam menunggu antrean yang terlihat masih cukup panjang. 

Antrean kendaraan yang berukuran besar sebelum SPBU 24.301.98 di Jl Soekarno Hatta ini menyebabkan penyempitan ruas jalan, mengganggu kendaraan lain yang melintas. 

"Sudah dua SPBU, ini sudah yang ketiga. Sekali ngisi saya bisa sampai 100 liter. Kalau tidak isi disini nanti tidak dapat lagi. Biasa perjalanan cuma sehari, karena (solar langka) ini jadi tiga hari," kata Guntur. 

Sementara itu, operator SPBU Soekarno Hatta, Andes, menjelaskan bahwa antrean terjadi karena keterlambatan distribusi dan berkurangnya pasokan solar. 

Hal ini sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. "Biasanya stok yang kita terima 24 ribu liter tapi sekarang cuma 8000 liter. Sebelumnya solar biasa tahan (masih ada stok untuk) 1 hari 1 malam, sekarang cuma sekitar 4 sampai 5 jam (sudah habis)," paparnya.

Pihaknya tidak bisa juga belum dapat memastikan sampai kapan kondisi seperti ini berlangsung. Begitupun dengan bagaimana cara mengatasi antrian kendaraan. "Kita berharap secepatnya diselesaikan (pihak berwenang), jadi cepat normal lagi," ungkapnya. 

SPBU 24.301.118 di Jl Sudirman Palembang memasang pengumuman solar sedang dalam pengiriman. (Kennedy/rmolsumsel.id)

Kekurangan stok bahan bakar solar masih terjadi di sejumlah SPBU kota Palembang hingga malam hari. Bahkan SPBU 24.301.03 yang berlokasi di Jl. Demang Lebar Daun, telah menghentikan pengisian sejak sore, karena belum adanya distribusi dari Pertamina. 

Salah satu operator yang ditemui mengatakan tidak tahu kapan solar akan masuk. Untuk hari Senin (6/9) ketersediaan solar hanya bertahan sekitar 8 jam. 

"Tadi pagi ada ngisi 8000 liter, tapi sekarang udah kita tutup lagi. Soalnya sudah mau habis. Kemungkinan besok siang baru ngisi lagi, tapi ini belum bisa benar-benar dipastikan," katanya Senin malam. 

Begitu pula di SPBU 24.301.07 yang terletak di seberang Griya Agung. Operator SPBU ini mengungkapkan jika pihaknya tinggal memiliki sisa sekitar 1000-2000 liter solar. 

"Kita lakukan pembatasan. Untuk mobil pribadi hanya dijatahi maksimal (pengisian) 60 liter," ujarnya. Kondisi ini membuat sejumlah sopir angkutan khawatir melanjutkan perjalanan di malam hari. 

 SPBU 24.301.07 menerapkan pembatasan pengisian bagi kendaraan pribadi. (Mita/rmolsumsel.id)

Hingga jelang siang ini, antrian kendaraan juga masih terlihat. Seperti di SPBU 24.301.149 yang berada di dekat Hotel Amaris. Panjangnya antrian kendaraan membuat kemacetan di sepanjang jalan Demang Lebar Daun menuju simpang Polda. 

Namun, kondisi ini masih disebut normal oleh PT Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel selaku pemasok bahan bakar tersebut.

“Seiring pelonggaran PPKM membuat perekonomian kembali menggeliat dan mobilitas orang serta barang dari maupun tujuan Sumbagsel mulai meningkat. Imbasnya tentu ada peningkatan permintaan solar di beberapa SPBU baik dalam Kota Palembang maupun wilayah Sumbagsel yang memicu antrean kendaraan. Namun sejauh pantauan kami di lapangan masih dalam tahap normal,” ujar Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan, dikonfirmasi Senin (6/9) malam.

Umar memastikan, stok dan penyaluran BBM jenis solar di wilayah Sumbagsel dalam kondisi aman. Sehingga isu yang beredar mengenai kelangkaan solar disebabkan pasokan Pertamina berkurang itu tidak benar.

“Perlu dipahami bahwa solar termasuk BBM Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) sehingga penyalurannya disesuaikan ketentuan yang telah ditetapkan oleh regulator. Kita tidak bisa serta merta mendistribusikan solar ke SPBU karena ada antrean kendaraan. Karena pengiriman ke SPBU sesuai delivery order dengan memperhatikan kuota SPBU bersangkutan,” terangnya.

Antrean pengisian BBM di SPBU 24.301.149 menyebabkan kemacetan di ruas jalan menuju Simpang Polda. (rmolsumsel.id)

Menurut Umar, untuk menjaga stok dan penyaluran solar tetap aman, Pertamina memonitor ketat pembelian solar dan melakukan pengawasan kepada SPBU agar penyaluran BBM Solar sesuai regulasi yang berlaku.

“Sebelum mengisi BBM Solar, Petugas SPBU akan mencatat nomor kendaraan, data pelanggan serta jumlah pengisian BBM,” katanya.

Dikarenakan BBM Solar merupakan BBM Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau BBM Bersubsidi, maka sesuai aturan yang berlaku pembelian solar dibatasi untuk kendaraan pribadi roda 4 (empat) maksimal pembelian adalah 60 liter per hari. Sementara angkutan umum orang/ barang roda 4 (empat) dapat membeli solar 80 liter per hari, dan untuk angkutan umum orang/ barang roda 6 (enam) maksimal pembelian 200 liter per hari.

“Pertamina mengimbau kepada konsumen pengguna solar untuk menggunakan BBM pengganti yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan seperti Dexlite dan Pertamina Dex yang telah disediakan di SPBU,” pungkas Umar.