Serangan Terhadap Warga Negaranya Meningkat, Cina Bakal Kirim Rudal dan Pasukan Khusus ke Pakistan

Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid. (ist/rmolsumsel.id)
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid. (ist/rmolsumsel.id)

Serangan bom terhadap bus yang membawa sejumlah pekerja di Distrik Kohistan, Khyber Pathunkhwa, Pakistan, 14 Juli 2021 lalu, membuat pemerintah Cina murka. Pasalnya, serangan tersebut tidak hanya menewaskan tiga pekerja Pakistan. Tapi juga sembilan insinyur asal Cina yang tengah mengerjakan proyek investasi Negeri Tirai Bambu ikut tewas dalam kejadian tersebut.


Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid mengatakan Pemerintah China marah besar dan menuntut Pakistan bertanggung jawab. “Cina tidak senang dengan Pakistan mengenai serangan baru-baru ini terhadap warga negaranya yang bekerja di berbagai proyek di bawah Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC),” kata Rashid, saat wawancara bersama media lokal Urdu News.

Beijing menilai serangan tersebut tidak sebanding dengan investasi yang dilakukan di negara pecahan India tersebut. “Mereka mengatakan, 'kami telah berinvestasi di sini tetapi sebagai imbalannya kami tidak ingin mendapatkan mayat'. Ini belum selesai,” ujarnya.

Ia sudah memberi tahu Nong Rong, utusan Cina untuk Pakistan mengenai serangan tersebut. Menurut Rashid, Nong Rong memintanya memberi hukuman seberat-beratnya kepada terdakwa. Rashid juga memberi tahu bahwa pemerintahnya telah memutuskan bahwa tentara Pakistan akan secara langsung melindungi 131 proyek Cina di negara itu.

“Keamanan pekerja Cina sekarang menjadi prioritas pertama. Mereka merasa aman di bawah keamanan tentara,” ujarnya.

Pekan lalu, serangan lain terhadap seorang insinyur Cina yang bekerja pada proyek di Gwadar di Balochistan kembali terjadi. Mengetahui hal itu, Cina lalu memperingatkan Pakistan bahwa situasi keamanan di Islamabad parah, dan telah menuntut agar Pakistan meningkatkan mekanisme keamanan sehingga insiden serupa tidak terjadi lagi.

Kekerasan yang menargetkan warga negara China di Pakistan telah melonjak tahun ini. Militan yang tergabung dalam Baloch Liberation Army (BLA) dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) berikut sekutunya telah menyatakan perang terhadap tentara Pakistan dan CPEC yang didanai Cina.

Kelompok militan ini menuduh China mengeksploitasi sumber daya mineral Balochistan. Mereka juga telah menyerang warga negara China dan konsulat China di Karachi. Misalnya, pada bulan April, TTP menyerang hotel Serena di Quetta tempat Nong Rong, duta besar China, menginap bersama delegasinya.

Cina juga menyadari bahwa ada celah yang parah dalam upaya Islamabad untuk melindungi warga China. Maka negara itu bersedia untuk mengirim rudal dan pasukan khusus untuk melawan ancaman terhadap investasi dan warga negaranya di Pakistan.

Cina juga dikabarkan telah mendekati pemimpin Taliban Mullah Baradar untuk meminta bantuan mengamankan investasi mereka dari semua organisasi teroris termasuk Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) dan TTP yang menjadi ancaman utama bagi Cina di Pakistan.